Kematian Ratu Elizabeth II Dapat Mendorong Inggris dalam Resesi
Ekonomi Inggris diproyeksi menuju resesi setelah Ratu Elizabeth II meninggal. Berdasarkan data resmi, pertumbuhan Inggris hanya naik 0,2% pada bulan Juli 2022.
IDXChannel - Ekonomi Inggris diproyeksi menuju resesi setelah Ratu Elizabeth II meninggal. Berdasarkan data resmi, pertumbuhan Inggris hanya naik 0,2% pada bulan Juli 2022.
Data ekonomi itu lebih baik dari penurunan tajam pada bulan sebelumnya. Namun, pertumbuhan ekonomi Inggris masih lebih lambat dari ekspektasi analis sebesar 0,3%.
Kantor Statistik Nasional mengatakan pertumbuhan ekonomi itu ditopang oleh sektor jasa dengan kontributor terbesar dan pergelaran Kejuaraan Euro Wanita di Inggris.
Di sisi lain, Produk domestik bruto (PDB) turun pada bulan Juni karena libur ekstra perbankan untuk acara Jubilee Ratu. PDB, yang mengukur semua barang dan jasa yang diproduksi oleh Inggris, turun 0,6% pada Juni karena dua hari kerja yang lebih sedikit.
Analis mengatakan hari libur bank untuk pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth pada 19 September 2022, serta 10 hari berkabung nasional, bakal berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan mendorong Inggris ke dalam resesi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Bulan lalu, Bank of England mengatakan pihaknya memperkirakan Inggris akan jatuh ke dalam resesi pada akhir tahun ini. Resesi didefinisikan sebagai melambatnya pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut. Antara April dan Juni, ekonomi Inggris mengalami kontraksi sebesar 0,1% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Jake Finney, ekonom di perusahaan akuntansi PwC, mengatakan bahwa meskipun ekonomi tumbuh pada bulan Juli, ia sekarang memperkirakan kontraksi pada kuartal ketiga yang berlangsung antara Juli dan September.
"Ini berarti Inggris memasuki resesi teknis untuk pertama kalinya sejak pembatasan penguncian berakhir," katanya dilansir dari BBC, pada Selasa (13/9/2022).
Belanja Konsumen dalam Tekanan
Di sisi lain, ekonomi Inggris pada Juli dibantu oleh Kejuaraan Euro Wanita, yang dimenangkan oleh Inggris, dan Commonwealth Games. Penjualan mobil bekas juga kuat.
Namun, ada bukti lain bahwa belanja konsumen tetap di bawah tekanan karena kenaikan harga. Terlebih lagi inflasi mencapai level tertinggi empat dekade sebesar 10,1% pada bulan Juli.
ONS mengatakan bahwa antara Mei dan Juli, pertumbuhan ekonomi datar dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Sektor produksi dan konstruksi keduanya menyusut di bulan Juli. Hal itu terjadi karena penurunan permintaan energi seperti listrik.
ONS juga menyebut kemungkinan adanya beberapa tanda perubahan perilaku konsumen dan permintaan yang lebih rendah sebagai respons terhadap kenaikan harga.
(FRI)