ECONOMICS

Kembangkan UMKM, Sinergi Tiga BUMN Ini Akan Berdampak ke Ultra Mikro

Shifa Nurhaliza 05/03/2021 11:00 WIB

Tiga BUMN akan bersinergi dalam mengembangkan segmen UMKM nasional.

Tiga BUMN akan bersinergi dalam mengembangkan segmen UMKM nasional. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Tiga BUMN akan bersinergi dalam mengembangkan segmen UMKM nasional. Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, keterlibatan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (PNM) dalam sinergi Ultra Mikro (UMi) dapat meningkatkan integrasi data dalam pengembangan segmen UMKM nasional. 

Kombinasi data UMKM dari ketiga perusahaan yakni PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (PNM), PT Pegadaian (Persero), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Hans mengatakan, penggabungan jaringan ketiga perusahaan ini akan berdampak positif bagi UMKM karena pelaku usaha bisa mendapat layanan produk lebih beragam di tempat yang sama atau one stop service.

"Sinergi ini akan membuahkan hasil berupa terciptanya basis data yang lebih baik untuk pelayanan usaha kecil. Apalagi, saat ini memang zamannya digital banking. Data yang baik, akan membuat scoring pembiayaan lebih presisi," kata Hans, dalam keterangan resminya, Kamis (4/3/2021).

Analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyebut pembentukan sinergi BUMN untuk ultra mikro akan berdampak pada turunnya biaya pinjaman yang bisa diambil pelaku UMKM dan UMi. 

“Penurunan ini akan terjadi karena sinergi membuat efisiensi di ketiga perusahaan terwujud. Proses operasional pemibiayaan pun akan lebih cepat dan mudah lataran integrasi data ke depannya," ujar Nafan.

Sejatinya, sinergi BUMN untuk ultra mikro bertujuan untuk mendukung visi pemerintah dalam memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta menyasar 57 juta pelaku usaha ultra mikro yang mayoritas belum tersentuh layanan perbankan. 

Melalui sinergi ini, rasio pelaku usaha ultra mikro yang tidak terlayani lembaga keuangan formal ditargetkan dapat turun dari 68 persen pada 2018 menjadi 42 persen pada 2024. (TIA)

SHARE