Kemendes: Jika Tak Baca Keinginan Pasar, BUMDes Tidak Akan Maju
Staf Ahli Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengatakan BUMDes ataupun UMKM tidak akan berkembang jika tidak pandai membaca pasar.
IDXChannel - Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Samsul Widodo mengatakan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) ataupun UMKM tidak akan berkembang jika tidak pandai membaca pasar.
Menurut Samsul Widodo selama adanya pandemi covid-19 yang terjadi dua tahun ini setidaknya telah terjadi 3 disruption besar yang terus berkembang di tengah masyarkat.
Pertama adalah digital disruption, kedua millenial disruption, dan pandemi disruption. Sehingga menurut Samsul saat ini kondisi pasar dipengaruhi oleh ketiga hal tersebut.
Oleh sebab itu menurutnya para produk Bumdes ataupun UMKM sudah saatnya mengikuti kebutuhan pasar yang terbentuk dari 3 diruption tersebut.
"Kalau produknya Bumdes itu masih kripik-kripik tidak ada yang beli, jadi makanan anak milenial semakin hari semakin banyak," ujarnya dalam diskusi virtual Bumdes Talk, Kamis (17/2/2022).
Samsul mengatkan saat ini kondisi demografi yang ada di Indonesia sudah di dominanasi oleh usia millenial yang cukup fasih menggunakan teknologi yang berkembang.
Kondisi demografi dan perkembangan teknologi telah banyak memepengaruhi sifat konsumsi masyarakat di Indonesia. Meski demikian hal tersebut sudah banyak di sadari oleh banyak perusahaan besar untuk menguasai pasar tersebut.
"Posisi demografi kita, anak milenial ini lebih dari 50%, mereka makan makanan yang berbeda, mereka minum minuman yang berbeda," sambungnya.
Melihat kondisi pasar yang berubah pesat, samsul sangat menyayangkan jika tidak ada perubahan dari produk maupun strategi dari para Bumdes ataupun UMKM.
"Makanan anak milenial seperti ini, sedangkan teman-teman Bumdes yang dijual malah kripik, tidak akan kekejar," tutur Samsul.
"Kalau kita bicara bisnis, itu dipengaruhi oleh digitalisasi, dipengaruhi oleh konsumen kita yang sebagian besar milenial yang kita harus menyesuaikan," pungkasnya. (TYO)