Kemenhut Paparkan Prinsip Utama Bangun Pasar Karbon Terkoordinasi di Indonesia
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memaparkan sejumlah langkah strategis untuk memperkuat dan mengoordinasikan pengembangan pasar karbon nasional.
IDXChannel - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memaparkan sejumlah langkah strategis untuk memperkuat dan mengoordinasikan pengembangan pasar karbon nasional. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung target penurunan emisi dan pembangunan berkelanjutan.
Penasehat Utama Menteri Kehutanan Edo Mahendra menyampaikan, Indonesia kini memasuki fase kritis dalam implementasi pasar karbon. Tantangannya bukan lagi sekadar membangun pasar, tetapi memastikan seluruh skema berjalan selaras dan mendukung prioritas nasional.
Menurut dia, pendekatan yang koheren dan terintegrasi dapat memastikan tindakan setiap sektor berkontribusi terhadap tujuan nasional bersama, memobilisasi pendanaan, mencapai target pengurangan emisi, dan mendukung pembangunan inklusif.
“Indonesia harus memastikan bahwa setiap sektor bergerak dalam satu arah yang sama. Prinsip-prinsip desain ini menjadi panduan penting agar pasar karbon tumbuh terkoordinasi, menyalurkan pembiayaan hijau, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta lingkungan,” ujarnya dalam diskusi di Forest Pavilion COP30, di Belem, Brazil, dikutip Senin (17/11/2025).
Dia menyebut, terdapat 10 prinsip utama yang menjadi kerangka membangun pasar karbon terkoordinasi. Prinsip-prinsip ini dirumuskan melalui konsultasi luas dan disesuaikan dengan konteks Indonesia, dengan fokus pada tiga prioritas nasional.
Pertama, mengakselerasi pembiayaan untuk pertumbuhan hijau dan inklusif. Kedua, menyeimbangkan pemenuhan target Nationally Determined Contribution (NDC) di dalam negeri dan penjualan kredit karbon ke luar negeri.
Ketiga, mendorong investasi rendah karbon yang bersifat katalitik dan menghasilkan manfaat ekonomi luas.
“Menegakkan prinsip-prinsip ini akan membantu memastikan bahwa pasar karbon Indonesia berfungsi sebagai sistem yang terkoordinasi yang menghubungkan ambisi iklim dengan investasi, daya saing, dan pertumbuhan berkelanjutan diseluruh perekonomian,” ujarnya.
“Jika kita membangun pasar karbon dengan koordinasi yang kuat, Indonesia tidak hanya memenuhi target iklimnya, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan bagi seluruh rakyat,” kata Edo.
(Dhera Arizona)