Kemenkeu Sebut Kinerja BUMN Membaik, Stigma Tukang Utang Terpatahkan
Kemenkeu memperkirakan pendapatan kekayaan negara dipisahkan (KND) pada tahun ini mencapai Rp44,068 miliar, naik 9,1% karena kinerja BUMN membaik.
IDXChannel - Kementerian Keuangan memperkirakan pendapatan kekayaan negara dipisahkan (KND) pada tahun ini mencapai Rp44,068 miliar. Angka tersebut naik 9,1 persen dibandingkan 2022 yang mencapai Rp40,405 miliar.
Kementerian Keuangan mencatat naiknya pendapatan KND lantaran adanya peningkatan kinerja keuangan BUMN pada tahun lalu.
Untuk tahun ini, berdasarkan Nota Keuangan RAPBN 2023, dividen BUMN tetap diarahkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Dividen BUMN pada tahun ini diharapkan mengalami peningkatan, sejalan dengan membaiknya kinerja BUMN.
Pada kuartal III/2022 saja kinerja BUMN tumbuh positif. Secara konsolidasi, laba, pendapatan usaha, ekuitas, aset, dan tingkat utang dibandingkan investasi tertanam mengalami perbaikan secara tahunan.
Menteri UMM Erick Thohir mengatakan kinerja BUMN terus menguat meski perusahaan dihadapkan pada pandemi Covid-19.
"Walau dalam tekanan pada masa pandemi, kinerja BUMN menguat signifikan pada triwulan III/2022. Stigma BUMN tukang ngutang juga kita patahkan. Berbagai terobosan, konsolidasi, perbaikan sistem menjadi kunci dan bekal transformasi yang berkelanjutan," ujar Erick dikutip Jumat (13/1/2023).
Dari data Kementerian BUMN, laba konsolidasi perusahaan pelat merah pada kuartal III/2022 mencapai Rp 155 triliun. Jumlah tersebut naik 155,1 persen dibandingkan pada periode yang sama 2021 yakni Rp 61 triliun.
Untuk pendapatan usaha BUMN pada kuartal III/2022 tercatat sebesar Rp 2.091 triliun. Nilai tersebut naik 29,6 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 yaitu Rp 1.613 triliun.
Sementara, total ekuitas naik 26,6 persen atau menjadi Rp 3.211 triliun pada awal semester II tahun lalu. Sebelumnya, ekuitas BUMN tercatat pada angka Rp 2.537 triliun pada kuartal III/2021.
Perseroan negara juga mencatat kenaikan aset pada kuarta III/2022 menjadi Rp 9.559 triliun atau naik 9 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2021 yaitu Rp 8.767 triliun.
Tingkat utang dibandingkan investasi tertanam BUMN turun 4,6 persen menjadi 34 persen. Padahal, tingkat utang perseroan pada 2020 lalu tercatat berada di level 38,6 persen.
Dengan kondisi tersebut, kontribusi BUMN kepada negara juga mengalami kenaikan. Pada kuartal III/2022 nilai kontribusinya mencapai Rp1.198 triliun atau naik Rp68 triliun.
(FRI)