ECONOMICS

Kemenkeu Sudah Antisipasi Gejolak Resesi Ekonomi AS

Atikah Umiyani 06/08/2024 11:52 WIB

Pemerintah terus memantau risiko yang akan dihadapi oleh Indonesia jika Amerika Serikat (AS) mengalami resesi ekonomi. 

Kemenkeu Sudah Antisipasi Gejolak Resesi Ekonomi AS. (Foto: Atikah/MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah terus memantau risiko yang akan dihadapi oleh Indonesia jika Amerika Serikat (AS) mengalami resesi ekonomi

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah sudah melakukan langkah antisipasi imbas gejolak ekonomi yang terjadi di AS. 

"Ini memang sedang bergerak, jadi tentunya kita pertama sudah antisipatif, tapi tentunya ini akan terus kita pantau dengan dekat karena memang gejolak itu akan harus kita antisipasi," kata Febrio ketika ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Febrio menyebut kondisi perekonomian yang terjadi di AS saat ini memang di bawah ekspektasi Pemerintah Indonesia. Salah satunya soal angka pengangguran yang ternyata lebih tinggi dibandingkan yang dibayangkan. 

Kemudian, kebijakan terkait tingkat suku bunga yang sejatinya dipandang oleh pasar sudah harus dipotong lebih awal bahkan sejak awal tahun. 

"Tetapi kita kalau dari Indonesia memang kita melihat bahwa dinamika dari tingkat suku bunga dan ekspektasinya itu memang sudah berubah-ubah dari sejak awal tahun," ujarnya.

Febrio menyebut sejak awal pemerintah memang melihat ada ekspektasi Bank Sentral AS itu akan memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali. Namun, ternyata mengalami perubahan di pertengahan tahun atau beberapa bulan kemudia. 

"Nah sekarang ini dengan data-data yang terbaru, memang probabilitanya kita melihat konsensusnya mengarah ke pemotongan yang lebih banyak," kata dia.  

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mewaspadai resesi AS akan memicu keluarnya aliran modal dari pasar domestik atau capital flight Indonesia ke AS. Sebab hal itu akan mengakibatkan tingkat suku bunga domestik masih lebih tinggi dari laju inflasi. 

“Namun, kita juga tahu bahwa kita harus menjaga juga supaya tidak terjadi capital flight akibat perbedaan tingkat suku bunga di Indonesia maupun di negara lain termasuk di dolar AS," tutur Airlangga

Maka dari itu, Airlangga berharap tingkat suku bunga Bank Sentral atau The Fed dapat diturunkan pada kuartal IV 2024 mendatang.         

"Karena tentu kalau kita lihat tingkat suku bunga kita dibandingkan inflasi gap-nya agak tinggi," ujarnya.

(Febrina Ratna)

SHARE