ECONOMICS

Kemenperin Dorong Industri Pulp dan Kertas Manfaatkan Bahan Baku Daur Ulang 

Nia Deviyana 28/12/2025 22:09 WIB

Model ini dinilai mampu menghemat energi hingga 60 persen dibandingkan produksi pulp dari bahan baku primer.

Kemenperin Dorong Industri Pulp dan Kertas Manfaatkan Bahan Baku Daur Ulang. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong penerapan ekonomi sirkular pada industri pulp dan kertas. Salah satunya melalui pemanfaatan kertas daur ulang (KDU) sebagai bahan baku. 

Model ini dinilai mampu menghemat energi hingga 60 persen dibandingkan produksi pulp dari bahan baku primer.

"Ekonomi sirkular tidak hanya menurunkan emisi dan limbah, tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi, mengurangi ketergantungan impor, serta membuka peluang green jobs di berbagai daerah," ujar Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika, dalam keterangan tertulis, Minggu (28/12/2025).

Putu menambahkan, industri pulp dan kertas dihadapkan pada tantangan global untuk mempercepat transformasi menuju industri berkelanjutan. Sektor industri menyumbang sekitar 34 persen emisi nasional, dengan kontribusi industri pulp dan kertas mencapai 15,55 persen dari total emisi sektor industri.

Pemerintah, kata Putu, menegaskan komitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) sektor industri pada 2050, serta mendukung target NZE Indonesia 2060 atau lebih cepat, melalui penyusunan roadmap dekarbonisasi industri pulp dan kertas nasional.

Roadmap tersebut mencakup peningkatan efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, penguatan bauran energi bersih, pengelolaan limbah terintegrasi, hingga adopsi teknologi maju seperti CCS/CCUS dan pemanfaatan biomassa berkelanjutan.

Hingga pertengahan 2025, terdapat 113 perusahaan pulp dan kertas dengan total kapasitas produksi 11,43 juta ton pulp dan 21,31 juta ton kertas. Sektor ini juga berkontribusi 3,68 persen terhadap PDB nonmigas.

Secara global, Indonesia menempati peringkat ke-7 produsen pulp dunia dan peringkat ke-6 produsen kertas terbesar dunia, dengan kapasitas industri yang terus berkembang.

"Industri ini menyerap lebih dari 288 ribu tenaga kerja langsung dan sekitar 1,2 juta tenaga kerja tidak langsung," kata Putu.

(NIA DEVIYANA)

SHARE