Kemenperin Kembangkan Bioethanol dari Limbah Kelapa Sawit
Kementerian Perindustrian terus mendorong pemanfaatan limbah kelapa sawit, khususnya tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai sumber bahan baku bioethanol.
IDXChanel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pemanfaatan limbah kelapa sawit, khususnya tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai sumber bahan baku bioethanol melalui proses ekstraksi glukosa. Langkah strategis ini diyakini dapat mendukung pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia.
“Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan sinergi lintas sektor antara pemerintah dan dunia industri. Kami optimistis, kolaborasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menghadirkan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Rabu (17/9/2025).
Upaya tersebut direalisasikan melalui kerja sama antara Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Tak hanya itu, turut melibatkan kolaborator dari PT Rekayasa Industri dan Institut Teknologi Bandung (ITB), yang merupakan mitra strategis BBSPJIA dalam pengembangan teknologi energi terbarukan.
“Kami sangat berkomitmen untuk mendukung pengembangan standardisasi serta layanan jasa industri yang dapat memacu transformasi sektor industri menjadi lebih berdaya saing sekaligus berwawasan lingkungan,” kata Andi Rizaldi, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) .
BBSPJIA memiliki peran sentral sebagai lembaga teknis yang selama ini fokus mengembangkan berbagai teknologi pemanfaatan limbah agroindustri secara optimal, kata Rizaldi.
Ia mengatakan melalui fasilitas Pilot Plant Fraksionasi TKKS yang dimiliki, BBSPJIA mampu mengubah limbah TTKS menjadi produk bernilai tambah seperti bioetanol, glukosa, xylosa, lignin, dan turunan lainnya.
Kepala BBSPJIA Yuni Herlina Harahap mengatakan Pilot Plant Fraksionasi TKKS merupakan wadah riset dan pengembangan yang mendukung industri dalam upaya menghasilkan energi terbarukan dari limbah sawit yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Proyek percontohan ini merupakan kolaborasi teknis yang diharapkan dapat mendorong pengembangan teknologi bioenergi berkelanjutan berbasis sawit, sekaligus membuka jalan bagi kerja sama riset lebih lanjut yang fokus pada pengembangan biomassa sebagai sumber energi ramah lingkungan,” ujarnya.
Dalam kerja sama itu, semua pihak sepakat untuk terus menjalin komunikasi dan menjajaki peluang kolaborasi yang tidak hanya berkontribusi pada kemajuan teknologi nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam pasar energi bersih global.