ECONOMICS

Kementerian ESDM Hentikan Operasional Tambang Batu Bara di Sawahlunto usai Ledakan

Viola Triamanda/MPI 11/12/2022 12:30 WIB

Kementerian ESDM menghentikan sementara seluruh operasional tambang batu bara PT Nusa Alam Lestari (NAL) di Sawahlunto usai terjadi ledakan.

Kementerian ESDM Hentikan Operasional Tambang Batu Bara di Sawahlunto usai Ledakan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghentikan sementara seluruh operasional tambang batu bara PT Nusa Alam Lestari (NAL) di Sawahlunto. Keputusan itu diambil setelah terjadi ledakan yang menewaskan 10 pekerja pada Jumat 9 Desember 2022.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin, menyatakan keputusan itu berlaku hingga hasil investigasi menyimpulkan aman untuk dilanjutkan kembali operasional sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Mineral dan Batubara nomor 06.E/37.04/DJB/2019 tanggal 15 Agustus 2019.

''Empat orang Tim Inspektur Tambang Kementerian ESDM, yang dipimpin langsung oleh Koordinator Inspektur Tambang Provinsi Sumatra Barat, telah tiba di lokasi ledakan,'' ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip oleh MPI, Minggu 11/12/2022.

Tim Inspektur Tambang Kementerian ESDM akan segera melakukan pemeriksaan awal, koordinasi evakuasi korban, dan melaksanakan investigasi terhadap kejadian ledakan tersebut. 

Sementara itu penyebab ledakan akan diinvestigasi lebih lanjut oleh inspektur tambang sendiri. 

Sebelumnya, pada Jumat 9 Desember 2022 pada pukul 08.50 WIB, terjadi ledakan di lubang nomor DC 02 tambang batu bara bawah tanah PT Nusa Alam Lestari di Kota Sawahlunto, yang memiliki Izin Usaha Pertambangan batu bara sejak 6 Juli 2020.

Kemudian sekitar pukul 17.50 WIB, sebanyak 14 pekerja berhasil dievakuasi dengan kondisi tiga orang mengalami luka ringan, satu orang mengalami luka bakar, dan 10 pekerja dinyatakan meninggal. Korban jiwa dan luka tersebut kemudian dilarikan ke RSUD Kota Sawahlunto.

PT Nusa Alam Lestari bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto, BASARNAS, Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto Kementerian ESDM, Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Sawahlunto, TNI, serta Kepolisian Republik Indonesia turut terjun langsung untuk proses evakuasi. 

Berdasarkan pantauan Kepala Seksi (Kasi) Operasi (Ops) Badan SAR Nasional (Basarnas) Padang Octavianto, situasi di area kecelakaan dipenuhi gas metan yang berbahaya dan juga reruntuhan. Kondisi ini menyulitkan evakuasi sehingga tim SAR menggunakan blower untuk mengeluarkan gas metan dan gas berbahaya lain dari dalam lubang tambang.

(FRI)

SHARE