ECONOMICS

Kendalikan Inflasi, Bank Sentral Selandia Baru Naikkan Suku Bunga 225 bp

Yulistyo Pratomo 12/08/2022 11:06 WIB

Dalam rangka mengendalikan inflasi, bank sentral Selandia Baru atau Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) memutuskan untuk menaikkan suku bunga secara agresif.

Kendalikan Inflasi, Bank Sentral Selandia Baru Naikkan Suku Bunga 225 bp. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dalam rangka mengendalikan inflasi, bank sentral Selandia Baru atau Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) memutuskan untuk menaikkan suku bunga secara agresif.

Dikutip dari Reuters, Jumat (12/8/2022), sejumlah analis memperkirakan inflasi yang diperkirakan tidak membaik dalam waktu dekat, serta pasar tenaga kerja terlalu ketat. RBNZ akan fokus menahan tekanan harga agar ekonomi negerinya tidak tenggelam ke dalam resesi.

Dalam kampanye kenaikan suku bunga RBNZ, di mana inflasi menempati posisi tertinggi dalam tiga dekade sebesar 7,3%, membuat lembaga ini menenapkan suku bunga dengan kenaikan 225 basis poin sejak Oktober.

Inflasi diperkirakan akan turun dalam kisaran target 2%-3% pada paruh kedua tahun depan.

"Kami pikir data lebih tidak bersahabat di depan inflasi daripada yang mereka harapkan, tetapi tidak cukup untuk membuat mereka panik. Tarif telah meningkat di sini selama setahun, jadi mereka masuk ke dalam siklus ini, dan mereka telah memberikan hasil yang cukup baik. banyak," kata kepala ekonom di ANZ, Sharon Zollner.

RBNZ juga telah menunjukkan dalam rencananya menaikkan suku bunga yang mencapai 4,00% pada pertengahan 2023, hampir menyamai Federal Reserve AS. Pada mayoritas ekonom menyatakan bahwa perkiraannya terhadap bank sentral akan kembali ke kenaikan standar 25 basis poin pada pertemuan Oktober dan November. 

"Menjelang akhir 2022, kami memperkirakan akan melihat tekanan ekonomi dan harga moderat, memungkinkan kenaikan suku bunga berhenti," ungkap Brad Olsen, ekonom utama di Infometrics.

"Meskipun demikian, kami tegas dalam pandangan kami bahwa Reserve Bank akan, dan harus, terus meningkatkan suku bunga sampai inflasi terkendali, tidak peduli bagaimana lingkungan ekonomi berkembang." tambahnya. 

Perkiraan terhadap suku bunga yang akan mencapai 3,50% atau lebih tinggi di akhir tahun 2022 dalam pengetatan kebijakan paling agresif sejak suku bunga resmi ditunjukkan pada 1999, menurut 23 ekonom yang diselidiki. 

Perekonomian yang melemah, bersama dengan turunnya harga properti, kemungkinan akan membatasi bank sentral dalam memberikan kenaikan suku bunga yang lebih besar.

RBNZ memperkirakan menaikkan suku bunga pada 8-11 Agustus. Sebesar 50 basis poin lagi pada pertemuan 17 Agustus, menjadikannya 3,00%, sebelum pandemi COVID-19 itu 1,00%. (TYO/DILAH)

SHARE