Kesejahteraan Desa Penghasil Sawit Masih Rendah, Asosiasi Minta Pemerintah Salurkan Pupuk Subsidi
Sekjen Asosiasi Desa Sawit (Adesi), Pujianto, meminta pemerintah lebih gencar dalam menyalurkan pupuk ke desa-desa penghasil sawit.
IDXChannel - Sekjen Asosiasi Desa Sawit (Adesi), Pujianto, meminta pemerintah lebih gencar dalam menyalurkan pupuk ke desa-desa penghasil sawit. Menurutnya ini penting dilakukan, mengingat kesejahteraan masyarakat di desa penghasil sawit masih terbilang rendah.
Pujianto menyebut bahwa desa penghasil sawit sangat rentan untuk dihadapkan dengan masalah kemiskinan. Padahal, sawit sendiri merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.
"Masalah kemiskinan desa yang punya sawit mungkin cukup rentan karena di daerah-daerah itu, produktivitas perkebunan kelapa sawitnya tidak dimaksimalkan. Karena mulai dari pemupukkan, kita susah untuk mendapatkan pasokan pupuk," kata Pujianto dalam Special Dialogue IDX Channel, Jumat (20/9/2024).
Pemerintah, lanjut dia, bisa berkolaborasi dengan asosiasi untuk menyalurkan pupuk khusus sawit yang bersubsidi. Dengan demikian ditargetkan kesejahteraan masyarakat di desa penghasil sawit juga bisa ditingkatkan.
"Harapan kami dari asosiasi pemerintah bisa bekerja sama, bisa menyalurkan pupuk terutama di perkebunan kelapa sawit karena selama ini pupuk yang datang ke pedesaan hanya untuk tanaman palawija (tanaman pangan). Yang untuk kelapa sawit belum ada pupuk subsidi," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui bahwa meskipun produktivitas sawit Indonesia cukup tinggi. Namun, terjadi ketimpangan produksi yang signifikan antara perusahaan dan pekebun sipil.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan, Prayudi Syamsuri, mengatakan salah satu penyebabnya memang karena masalah pupuk.
"Ini merupakan tantangan bagi kita karena luas sawit kita mencapai 16,38 juta hektare. Kebun sawit kita itu memang kebutuhan pupuknya sangat tinggi. Ini menjadi tantangan kita dalam rangka meningkatkan produktivitas sawit kita," ujar Prayudi.
(NIA DEVIYANA)