ECONOMICS

Ketua Satgas Covid-19: Jangan Anggap Enteng Covid-19, Kasusnya Bisa Meledak

Binti Mufarida 07/05/2021 09:10 WIB

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menegaskan penanganan dan pengendalian Covid-19 tidak boleh mengenal kata lengah.

Ketua Satgas: Jangan Anggap Enteng Covid-19, Kasusnya Bisa Meledak. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menegaskan penanganan dan pengendalian Covid-19 tidak boleh mengenal kata lengah. Jika tidak hati-hati, maka infeksi virus SARS-CoV-2 itu dapat menyebar dengan cepat.

Hal itu dikatakan Doni dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 bersama jajaran Pemerintah Provinsi Jambi di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Kota Jambi, Kamis (6/5). Doni meminta kepada seluruh komponen yang hadir, baik secara luring maupun daring, agar tetap menjaga performa dan tidak menganggap enteng Covid-19.

"Kita jangan lengah, kita jangan anggap enteng Covid-19 ini. Covid-19 ini kasusnya tiba-tiba meledak nanti kalau kita tidak hati-hati,” ujar Doni dalam keterangan yang diterima, Jumat (7/5/2021).

Dalam forum rapat yang juga dihadiri oleh Pj. Gubernur Jambi, Hari Nur Cahya Murni, dan Anggota DPR Komisi VIII, Hasan Basri Agus. Doni mencontohkan apa yang terjadi pada bulan Agustus-September 2020 di Jakarta, yang mana kasus Covid-19 mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Adapun menurut data, kenaikan kasus tersebut terjadi setelah adanya momentum libur panjang peringatan Hari Kemerdekaan hingga Maulid Nabi.

Berdasarkan laporan pada saat itu bahkan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet mengalami lonjakan pasien hingga terjadi antrean mobil ambulance dari wilayah Jabodetabek.

"Di Jakarta terutama pada bulan Agustus-September tahun lalu, RSDC Wisma Atlet itu tiba-tiba kedatangan pasien yang jumlahnya ratusan orang sehari, sehingga ambulance harus antre masuk ke kawasan wisma atlet,” jelas Doni.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, maka Satgas Penanganan Covid-19 tidak ingin kondisi tersebut terulang kembali. Bahwa kenaikan angka kasus yang terjadi di Indonesia selalu terjadi setelah momentum liburan panjang karena adanya mobilitas manusia. (TYO)

SHARE