ECONOMICS

Ketum Kadin Arsjad Rasjid Optimis RI Bisa jadi Produsen Baterai Mobil Listrik Terbesar di Dunia

Advenia Elisabeth/MPI 16/09/2021 12:29 WIB

Ketum Kadin Arsjad Rasjid, optimis Indonesia akan torehkan sejarah menjadi produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia.

Ketum Kadin Arsjad Rasjid Optimis RI Bisa jadi Produsen Baterai Mobil Listrik Terbesar di Dunia (Dok.MPI)

IDXChannel - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, optimis Indonesia akan torehkan sejarah menjadi produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia.

Keyakinannya tersebut seiring dengan resminya Indonesia membangun pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara. Adapun peresmiannya telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dengan melakukan ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan pabrik tersebut, di Karawang, Jawa Barat pada Rabu (15/9) kemarin.

Berdasarkan keterangan resmi yang dipublikasikan, nilai investasi pembangunan pabrik ini mencapai USD1,1 miliar atau sekitar Rp15,95 triliun.

Selaras dengan hal tersebut, Arsjad semakin optimis Indonesia akan sukses menjadi produsen baterai mobil listrik karena Indonesia sendiri memiliki kandungan nikel yang melimpah. Dimana nikel menjadi bahan utama pengembangan mobil listrik.


"Nikel adalah bahan utama pembuatan baterai lithium yang digunakan untuk mobil listrik. Kita bisa menguasai salah satu rantai pasok baterai lithium dan pengembangan mobil listrik dunia," ujar dia dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (16/9/2021).

Lebih lanjut, bagi dia, selain memiliki sumber daya alam yang melimpah berupa nikel, untuk mencapai cita-cita tersebut Indonesia juga harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing tinggi, bisa memanfaatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), serta memanfaatkan teknologi yang bisa dikembangkan di dalam negeri.

“Kita beli teknologi dari luar negeri untuk dikembangkan di Indonesia. TKDN komponennya banyak di Indonesia, sehingga biaya pembuatan baterai dari Indonesia akan lebih kompetitif,” tambah Arsjad.

Sebelumnya, dalam sambutan Presiden Joko Widodo, orang nomor satu di Indonesia ini menargetkan realisasi Indonesia sebagai produsen produk-produk berbasis nikel bisa terwujud dalam 3–4 tahun ke depan.

"Saya yakin 3–4 tahun ke depan, melalui manajemen yang baik, manajemen pengelolaan yang baik," tutur Jokowi.

Hilirisasi industri nikel, kata Jokowi, juga bisa meningkatkan nilai tambah bijih nikel secara signifikan. Jika diolah menjadi sel baterai, nilainya bisa meningkat 6-7 kali lipat. Dan jika dijadikan mobil listrik akan meningkat lagi nilai tambahnya, yaitu 11 kali lipat.

Jokowi menegaskan, pemerintah juga berkomitmen penuh dalam mengembangkan ekosistem baterai dan kendaraan listrik. Salah satu upaya pendukungnya yakni dengan kebijakan reformasi struktural untuk memberikan kepastian hukum dan kemudahan perizinan. 

(IND) 

SHARE