Ketum Kadin Sebut Bank Emas Tak Hanya Komoditas Tapi Instrumen Keuangan
Ketum Kadin menyambut baik hadirnya bank emas atau bullion bank pertama di Indonesia karena bisa menjadi angin segar bagi dunia usaha.
IDXChannel - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyambut baik hadirnya bank emas atau bullion bank pertama di Indonesia. Menurutnya, keberadaan bank emas menjadi angin segar bagi dunia usaha.
"Ini terobosan luar biasa karena bank emas ini bukan saja untuk memastikan bahwa emas sebanyak mungkin tinggal di Indonesia tapi membuat bahwa emas itu bukan hanya komoditas tapi juga instrumen keuangan," kata Anindya, Jumat (28/2/2025).
Anindya berharap kehadiran bank emas bisa membantu memperlancar berbagai macam pinjaman bagi pelaku usaha, perdagangan, dan juga investasi. Sehingga dapat mendorong perekonomian Indonesia untuk semakin menggeliat.
"Kita ketahui bahwa likuiditas ini sangat dibutuhkan dan siapa tahu bank emas ini menjadi salah satu solusi dan kita tentu di Kadin mendukung dan ingin bekerja sama untuk memastikan implementasinya jalan lancar," imbuhnya.
Anindya dalam diskusi bersama Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar juga mendorong kemudahan pembiayaan UMKM sebagai angin segar bagi dunia usaha.
Menurutnya, langkah ini penting untuk digalakkan guna memutar roda perekonomian, mengingat tidak sedikit pengusaha swasta yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan pembiayaan karena isu likuiditas yang terbilang ketat.
"Yang banyak didengungkan sekarang ialah mengenai likuiditas tentunya. Dan ini hal yang semua merasakan bahwa teman-teman di swasta sangat sulit untuk mendapatkan pembiayaan karena likuiditas ini," kata Anindya.
"Di mana banyak perbankan yang melihat tentu menarik untuk menginvestasikan di SBN, SRBI, dan ini hal yang Pak Mahendra juga pasti sudah tahu dengan baik. Nah sedangkan kami di dunia usaha ingin sekali untuk feel di ekonomi dan mesti bergerak, dan semua itu membutuhkan pendanaan yang baik tentunya," tambahnya.
Selain menekankan isu likuiditas, Anindya juga menyoroti isu cyber security, karena sudah banyak pemain di industri keuangan yang sudah masuk ke bank digital. Di samping itu, ia juga menyinggung soal green financing yang sedang menghadapi tantangan.
(Febrina Ratna Iskana)