ECONOMICS

K.H Ahmad Dahlan, Simak Profil Pahlawan Nasional dengan Warisan Rp320 triliun

Shifa Nurhaliza Putri 10/11/2022 16:19 WIB

Profil pahlawan nasional dengan warisan Rp320 triliun nyatanya sangat mengejutkan

K.H Ahmad Dahlan, Simak Profil Pahlawan Nasional dengan Warisan Rp320 triliun. (Foto: Profil Pahlawan Nasional dengan Warisan Rp320 triliun)

IDXChannel - Profil pahlawan nasional dengan warisan Rp320 triliun nyatanya sangat mengejutkan. Dibalik kedermawannya, seorang Ulama Besar bergelar Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Muhammadiyah Kiai Haji Ahmad Dahlan memilik harta ratusan triliun.

Siapa sangka melalui kariernya sebagai guru, pendakwah dan juga berkecimpung di dunia komersial, pahlawan nasional ini bisa mewarisi kekayaan senilai Rp320 triliun, berdasarkan data Jatimnetwork. Berawal dari kondisi keuangan yang sulit, pada tahun 1921 M. Darwis nama asli dari KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah dan diketahui tidak bisa membayarkan gaji guru Qurannya.

Namun baru-baru ini, organisasi yang didirikan di Yogyakarta itu menjadi perbincangan hangat terkait bantuan untuk Palestina.

Seperti kita ketahui bersama, Muhammadiyah telah berhasil menggalang dana sekitar Rp7 miliar untuk membantu rakyat Palestina. Bantuan dikumpulkan oleh Amil Zakat Infaq Sedekah Muhammadiyah (Lazismu).

Profil KH Ahmad Dahlan

KH Ahmad Dahlan, berdasarkan data Wikipedia memiliki nama asli Muhammad Darwis, lahir pada 1 Agustus 1868 di Yogyakarta. Ahmad Dahlan adalah anak keempat dari tujuh bersaudara dalam keluarga KH Abu Bakar. Ayahnya adalah seorang pemuka agama dan pengkhotbah Masjid Agung Yogyakarta pada masa Hindia Belanda. Ibunya, Siti Amina, adalah putri dari Haji Ibrahim, yang saat itu menjabat sebagai kepala Kesultanan Yogyakarta. 

Menelusuri lebih lanjut silsilah Kia'i Dhalan mengarah pada salah satu Wali Songo, Maulana Malik Ibrahim, yang juga terkait dengan Nabi Muhammad SAW. Muhammad Darwish Bin K.H. Abu Bakar Bin K.H.

Muhammad Sulaiman bin Kiai Murtadra bin Kiai Ilyas bin Deman Jurun Jurun Kapindo bin Demang Jurun Jur Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Agen Gribig ( Jatinom) Bin Maulana Muhammad Fadulla (Plapen) Bin Maulana Ainur Yakin bin Maulana Ishak bin Maulana Malik Ibrahim.

Pada tahun 1912, K.H Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di kampung halamannya di Kauman, Yogyakarta. Pada tahun 1921, Muhammadiyah mendapat izin dari pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang di daerah lain.

Dalam khutbah-khutbahnya, Kiai Dahlanmelakukan banyak upaya besar setelah Muhammadiyah berdiri, seperti pendirian puskesmas, rumah sakit, panti asuhan, bantuan fakir miskin, sekolah, dan madrasah. Kiai Dahlan memperoleh pengalaman dalam mengelola organisasi melalui karyanya bersama Boedi Utomo dan organisasi Islam Sarekat. 

Pada tahun 1896, namanya menjadi sangat populer di Yogyakarta karena koreksi arah kiblat tempat-tempat terpencil dan masjid-masjid Yogyakarta. Sebagian besar tempat ibadah pada waktu itu menghadap ke timur, dan banyak orang yang shalat menghadap ke barat. Kiai Dahlan melakukan koreksi dengan penguasaan astronominya. Saat itu, berdasarkan astronomi, arah kiblat Jawa seharusnya miring ke utara sekitar 24,5 derajat.

Karena jadwal kerjanya yang padat, Kiai Dahlan menderita gangguan kesehatan sejak tahun 1922. Kesehatannya memburuk hingga akhirnya pada tanggal 23 Februari 1923, Kiai Dahlan meninggal dunia dan dimakamkan di Karangkajen, Jogjakarta, dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh negara. Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden No. 657 Tahun 1961. (SNP)

SHARE