Khofifah Minta Harga Gabah Tak Anjlok saat Panen Raya
Khofifah optimistis bisa menjaga dan meningkatkan produktivitas beras di tahun 2023 ini.
IDXChannel - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh pihak untuk menjaga keseimbangan harga jual Gabah Kering Panen (GKP) dari petani agar tak anjlok selama panen raya.
Dengan begitu, harga jual beras di pasaran tetap bisa terjangkau untuk masyarakat sementara harga GKP tidak jatuh. Sehingga petani tidak dirugikan dan masyarakat sebagai konsumen pun tetap bisa mendapat beras berkualitas dengan harga terjangkau.
"Untuk itu, kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak yang berada di dalam rantai industri beras. Mulai dari Bulog, Gapoktan, Asosiasi Penggilingan Padi, hingga distributor," kata Khofifah, Minggu (12/3/2023).
Khofifah optimistis bisa menjaga dan meningkatkan produktivitas beras di tahun 2023 ini.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi dan beras di Jatin merupakan tertinggi secara nasional sejak tahun 2020. Bahkan, BPS memprediksi Jatim akan mengalami surplus beras sebesar 1,13 juta ton pada bulan Maret-April.
"Dalam tiga tahun terakhir, Jatim menjadi lumbung pangan nasional dengan produksi beras tertinggi. Dengan melimpahnya stok beras di Jatim ini, Insya Allah akan bisa menjaga harga beras berkualitas di pasaran tetap stabil dan terjangkau," ujar Gubernur Khofifah.
Berdasarkan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jatim (Siskaperbapo) harga beras medium kini berada di angka Rp9.604 per kilogram (kg) per tanggal 11 Maret 2023. "Beras Jatim bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Jatim saja, tapi juga diandalkan untuk memenuhi kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia Timur," ujarnya.
Sementara itu, data BPS Jatim juga menunjukkan, sepanjang Januari hingga Desember 2022, produksi beras di Jatim mencapai 5,50 juta ton. Jumlah itu turun 152 ribu ton atau 2,69 persen jika dibandingkan 2021 yang sebanyak 5,65 juta ton. Produksi beras tertinggi pada 2022 terjadi pada bulan Maret. Yaitu sebanyak 1,32 juta ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebanyak 0,16 juta ton.
Produksi padi di Jatim sepanjang 2022 juga turun menjadi 9,53 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) dari tahun sebelumnya 9,79 juta ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2022 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 2,29 juta ton GKG. Sedangkan produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sekitar 0,28 juta ton GKG.
Disisi lain, berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), realisasi luas panen padi sepanjang 2022 sekitar 1,69 juta hektare. Luasan tersebut turun 54 ribu hektare atau 3,11 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 1,75 juta hektare.
(SAN)