ECONOMICS

Kirim Surat dan Larang Elon Musk Berinvestasi di Indonesia, Ini Alasan WALHI

Heri Purnomo 27/07/2022 06:20 WIB

Lewat surat terbuka yang telah dikirimkan tersebut, Walhi bersama sejumlah LSM lain mendesak agar Elon Musk tidak berinvestasi di industri nikel Tanah Air.

Kirim Surat dan Larang Elon Musk Berinvestasi di Indonesia, Ini Alasan WALHI (foto: MNC Media)

IDXChannel - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bidang lingkungan hidup, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), bersama sejumlah LSM lain mengaku telah berkirim surat kepada pemilik perusahaan Tesla, Elon Musk, terkait rencana pengusaha tersebut untuk berinvestasi di Indonesia.

Lewat surat terbuka yang telah dikirimkan tersebut, Walhi bersama sejumlah LSM lain mendesak agar Elon Musk tidak berinvestasi di industri nikel Tanah Air. Alasannya, langkah investasi tersebut dikhawatirkan bakal menimbulkan berbagai masalah kerusakan lingkungan di wilayah tambang.

Menurut Manajer Kampanye Isu Tambang dan Energi WALHI, Rere Christianto, surat tersebut telah dikirimkan usai Musk melakukan pertemuan dengan Presiden RI, Joko Widodo, pada Mei 2022 lalu.

“Iya betul, kami membuat surat terbuka bersama dengan beberapa organisasi di US (United States of America) untuk meminta agar Tesla mempertimbangkan ulang rencana investasinya di Indonesia,” ujar Rere, kepada MNC Portal, Selasa (26/7/2022).

Menurut Rere, permintaan agar Elon Musk tidak berinvestasi di Indonesia itu didasarkan pada empat alasan obyektif, yaitu meningkatnya kerusakan lingkungan, banyaknya kriminalisasi kepada warga yg menolak tambang, munculnya beban tambahan perempuan akibat tambang, dan adanya pelanggaran hukum dalam beberapa kasus pertambangan. 

Selain itu, Rere juga menyebut pihaknya akan terus memantau perkembangan yang akan ditimbulkan akibat investasi tersebut. Jika hal tersebut terbukti berdampak terhadap kerusakan lingkungan dan masyarakat, pihaknya bahkan tak akan segan untuk mengambil jalur hukum. 

"Kalau terjadi bencana atau kerusakan yg menyebabkan kerugian terhadap lingkungan dan komunitas akibat over eksploitasi maka pihak operator atau perusahaan harus dapat dimintai pertanggungjawaban, serta pihak pemerintah sebagai regulator dan eksekutor kebijakan," ungkap Rere.

Di sisi lain, lanjut Rere, pihaknya juga mengingatkan kepada konsumen perusahaan Tesla bahwa penggunaan mobil listrik yang sumber baterainya didapat dari aktivitas merusak lingkungan bukan merupakan bagian dari upaya solusi iklim.

"Konsumen yang memiliki awareness terhadap ancaman kerusakan lingkungan harusnya memboikot produk-produk yang justru berdampak buruk (terhadap lingkungan)," papar Rere.

Selain itu, Rere menjelaskan bahwa surat yang dikirimkan untuk Tesla merupakan surat peringatan terhadap perluasan perusakan lingkungan dan sosial ekonomi warga jika mereka meneruskan investasi tersebut. 

Lebih lanjut, Rere menjelaskan bahwa pihaknya telah menerbitkan beberapa kajian terkait dampak pertambangan nikel. (TSA)

SHARE