Kisah Rianto, Pedagang Warget yang Sukses Lolos dari Kebangkrutan Akibat Pandemi
Pandemi covid ditambah penerapan kebijakan PPKM Berlevel banyak membuat usaha gulung tikar. Namun, banyak pula yang lolos dari kebangkrutan dan justru sukses.
IDXChannel - Pandemi covid-19 ditambah penerapan kebijakan PPKM Berlevel banyak membuat usaha gulung tikar. Namun, banyak pula yang lolos dari kebangkrutan dan justru sukses. Salah satunya Pengusaha Warteg Galieh.
Warteg Galieh belakangan menjadi sorotan, suksesnya mengembangkan pemasaran dalam digital membuat menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tertarik untuk menyambanginya pada 11 Agustus 2021 yang lalu.
Rianto (35), sang pemilik warung menyebut, Merdeka kali ini diartikannya dengan keberhasilan mempertahankan dan mengembangkan usahanya di tengah belenggu pandemi covid 19, terlebih penerapan PPKM darurat yang pernah membuatnya terjebak dalam lubang ketidak pastian, diam terbuang, atau maju berkembang.
Kini Rianto menyebut dirinya telah merdeka, dalam arti berhasil menjalankan usahanya di dampingi pandemi, ditengah banyaknya bisnis yang tumbang akibat gagal berkembang. Berkat digitalisasi yang diupayakan, Rianto mengaku mendapat banyak perubahan. Yang paling dirasakannya adalah jumlah porsi makanan yang terjual.
"Bagi pedagang kecil seperti saya merdeka itu ya sudah lolos dari situasi pandemi ini, apalagi warteg Galieh ini bisa bertahan, dan sudah bisa berkembang di era pandemi ini," Ujarnya kepada MNC Portal pada Senin (16/8/2021).
Pria kelahiran Pemalang itu menjelaskan bagaimana kondisi usahanya ditengah pandemi covid 19, khususnya penerapan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat yang membuat usahanya mengalami kemunduran. Karena pada kesehariannya, pengunjung warteg yang berada dibilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan itu paling banyak dari pekerja yang berada di apartemen Belleza, permata hijau.
Ketika penerapan PPKM darurat, praktis warteg tersebut mengalami omset bisnis yang cukup drastis. Namun Rianto mengakalinya dengan mendagangkan makanannya melalui media online. "Sebelum pandemi covid 19, karyawan saya ada 6 orang, omset harian Alhamdulillah tembus 4 juta perhari, begitu ada Corona pendapatan saya turun 75 persen, kisaran omset 700 ribu perhari," Sambungnya.
Tidaknya sekedar meraup keuntungan dengan mengembangkan sistem online, Rianto juga menyadari akan pentingnya kesehatan para pegawainya ditengah pandemi covid 19. Untuk itu, semaksimal mungkin Arianto berusaha meminimalisir kontak pegawainya dengan orang lain.
Pria tamatan Sekolah Dasar itu sampai-sampai berkolaborasi dengan salah satu perusahaan strat up digital yang memfasilitasi suply bahan makanan untuk wartegnya setiap pagi. Sehingga tidak ada karyawan yang berinteraksi di pasar untuk belanja kebutuhan bahan makanan.
Para karyawannya difokuskan untuk mengolah bahan makanan yang sudah disuply tadi untuk dipajang dalam etalase berukurang kurang lebih satu meter di depan warungnya. Usaha mengurangi kontak fisik pada karyawannya tidak sebatas melarang bepergian kepasar, warteg ini juga memasarkan produknya melalui pasar online.
"Dengan online ini Alhamdulillah, ada perkembangannya untuk menopang yang offlinenya, jadi ada pemasukan dari online, sangat membantu lah, Kalau bisa dibandingkan sih sekarang bisa dibilang 1:3, omset lebih banyak di online" Lanjutnya.
Berkat keberaniannya untuk melakukan perubahan, kini Rianto berhasil membuka cabang usaha wartegnya yang berada di sebrang jalan. Walau pun belum seramai usaha rintisan pertamanya ini, dengan pemasaran produk secara online, Rianto optimis, kedepan warteg cabang akan berkembang.
Disituasi sulit seperti pandemi saat ini, merdeka tidak bisa disimbolkan sekedar dari kemeriahan berbagai macam acara lomba seperti saat sebelumnya. Arti merdeka jauh lebih luas dari sekedar itu, mempertahankan yang sudah diperoleh merupakan hakikat kemerdekaan. Baik itu mempertahankan keluarganya dari paparan virus, sampai matapencaharian yang tak putus.
Rianto kini telah berhasil berdampingan mengikuti perubahan pola hidup masyarakat. Memang banyak yang berubah, situasi wartegnya yang ramai saat jam makan siang, menjadi kerinduan yang terhalang. Semuanya terbungkus dalam satu kotak nasi bercampur lauk dan sayur yang dibuatnya.
"Sekarang justru mayoritas dari online, dulu sebelum pandemi orang-orang kantor kan banyak dari apartemen Belleza khususnya keluar semua untuk makan siang, pagi-pagi sarapan, sekarang gak ada, kesibukan kita ya meladeni online," Tutupnya. (RAMA)