Kisruh Sengketa Lahan, Pengelola Sebut Okupansi Hotel Sultan Anjlok Jadi 20 Persen
Okupansi Hotel Sultan terkikis pasca terjadinya kisruh sengketa lahan antara PT Indobuildco dengan PPKGBK.
IDXChannel - Okupansi Hotel Sultan terkikis pasca terjadinya kisruh sengketa lahan antara PT Indobuildco selaku pengelola Hotel Sultan dengan Pusat Pengelola Kawasan Gelora Bung Karno (PPKGBK) terkait izin lahan HGB No. 26/Gelora dan HGB No. 27/Gelora.
Vice President Operation (VPO) Hotel Sultan Jakarta Nyoman Sarya menjelaskan, penurunan okupansi Hotel Sultan pasca adanya kisruh tersebut bahkan hanya tersisa 20% secara rerata harian.
Padahal, kata dia, sebelumnya adanya kisruh sengketa ini, pada periode Agustu-Desember biasanya okupansi hotel harian paling sedikit berada di kisaran 50-60%.
Bahkan, jika sedang ada event-event baik dari perusahaan swasta maupun agenda pemerintahan, okupansi Hotel Sultan bisa tembus 90-100%. Terlebih lago, saat mulai memasuki tahun-tahun Pemilu.
"Dari sisi okupansi, biasanya bisa di atas 50%, dengan banyak event cancel kadang di bawah 10-20%, beda sekali pada saat normal. Satu hari paling rendah di bawah 20%," ujar Nyoman saat ditemui di Kawasan Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Lebih lanjut, Nyoman menjelaskan, penurunan okupansi itu disebabkan oleh dua hal utama. Pertama, masalah penutupan akses jalan yang dilakukan oleh PPKGBK terhadap kawasan hotel Sultan.
Sebelumnya Hotel Sultan punya lima akses masuk. Namun, pasca adanya sengketa ini, PPKGBK menutup empat akses pintu masuk, dan menyisakan satu akses masuk saja dari arah Jalan Jenderal Sudirman.
Sedangkan faktor kedua terkait banyaknya informasi yang beredar soal masalah sengketa ini. Sehingga, banyak masyarakat yang takut untuk menginap di Hotel Sultan, bahkan tidak sedikit masyarakat yang membatalkan booking-nya dan memilih refund.
"Lebih terasa lagi pasca adanya penutupan akses dari Gatot Subroto, itu praktis tidak bisa masuk teman-teman, hanya lewat satu jalan, banyak yang membatalkan acara mulai dari instansi, corporate, bahkan ada yang sehari sebelum acara cancel, wedding juga sudah ada beberapa yang cancel," kata Nyoman.
Menurutnya, saat ini Hotel Sultan mempunyai 706 kamar ditambah 226 unit apartemen. Sehingga dengan adanya kisruh sengketa itu, maka kamar hotel yang terisi harian hanya terisi sekitar 141 kamar atau 20% dari total seluruhnya.
"Banyak juga yang akhirnya customer yang memutuskan pindah (cancel), dengan berbagai pertimbangan, ada yang wedding sudah confirm, ternyata aduh khawatir acara tidak berjalan dengan baik. Akhirnya harus banyak refund, karena sudah banyak bayar deposit," pungkasnya.
(YNA)