KNKT Tegaskan Truk 'Obesitas' Berbahaya Bagi Angkutan Penyeberangan
Selain berpotensi menimbulkan kecelakaan di jalan raya truk over dimension over loading (ODOL) juga membahayakan angkutan penyeberangan.
IDXChannel - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menjelaskan, selain berpotensi menimbulkan kecelakaan di jalan raya truk over dimension over loading (ODOL) juga membahayakan angkutan penyeberangan.
Dari catatan KNKT, ditemukan beberapa kecelakaan yang menjadikan kendaraan obesitas sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan di kapal.
Beberapa kecelakaan tersebut diantaranya Tenggelamnya Windu Karsa di Perairan Kolaka, 27 Agustus 2011, Tenggelamnya Rafelia 2 di perairan Selat Bali, 4 Maret 2016, Kandas dan Tenggelamnya Lestari Maju di perairan Selat Selayar.
Kemudian pada 3 Juli 2018, Patahnya pintu rampa Nusa Putra, Merak, 27 Desember 2018, Tenggelamnya Bili, Sungai Sambas, 20 Februari 2021, Tenggelamnya Yunicee di Perairan Selat bali, 29 Juni 2021, dan kejadian terakhir adalah Terbaliknya Satya Kencana III, di Pelabuhan Kumai, 19 Oktober 2022.
"Dalam kasus Tenggelamnya Kapal Yunicee yang mengakibatkan korban meninggal 11 orang meninggal dan 13 orang hilang, ditemukan salah satu faktor yang berkontribusi adalah saat kapal bertolak dari Pelabuhan Penyeberangan Ketapang, jumlah muatan telah melebihi kapasitas, sehingga benaman kapal mendekati geladak kendaraan. Temuan KNKT dalam proses investigasi jumlah muatan berlebih tersebut salah satunya juga diakibatkan dari pengangkutan truk obesitas," jelas dia dalam keterangan resmi, Jumat (30/12/2022).
Dari sisi angkutan penyeberangan dalam hal ini kapal angkutan truk obesitas akan mempengaruhi berkurangnya kemampuan daya angkut kapal dari sisi jumlah unit kendaraan yang masuk.
Pada garis sarat yang sama, jumlah unit kendaraan berkurang karena berat kendaraan per unit sudah melebihi batas. Meningkatnya dimensi kendaraan membuat kapasitas angkut ruangan geladak kendaraan semakin berkurang. Selain itu pemuatan kendaraan di atas geladak menjadi semakin rumit dikarenakan ukuran kendaraan yang semakin besar.
"Akibat dari kondisi ini, operasional di pelabuhan akan semakin lama," jelas dia.
(SLF)