ECONOMICS

Konflik Rusia-Ukraina Belum Usai, Ada Kabar Baik Soal Kedelai dan Gandum

Iqbal Dwi Purnama 29/09/2022 07:38 WIB

FAO mencatat ada beberapa perkiraan yang lebih baik untuk pasar gandum dan kedelai.

Konflik Rusia-Ukraina Belum Usai, Ada Kabar Baik Soal Kedelai dan Gandum. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Direktur Jendral Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa Qu Dongyu yang hadir dalam penyelenggaraan G20 menyampaikan kabar baik tentang rantai pasok gandum dan kedelai di tengah adanya konflik Rusia-Ukraina.

Direktur Jenderal FAO itu mencatat ada beberapa perkiraan yang lebih baik untuk pasar gandum dan kedelai, tetapi prospek untuk jagung, beras dan pupuk tetap mengalami kendala dan tidak stabil.

Qu memuji Inisiatif Butir Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative) yang memfasilitasi ekspor dari Federasi Rusia dan Ukraina di tengah perang yang berkecamuk, sebagai langkah maju yang penting. 

"Ini perlu dilengkapi dengan peningkatan akses pangan bagi negara-negara yang paling rentan," ujar Qu dalam pernyataan tertulisnya, dikutip Kamis (29/9/2022).

Menurutnya FAO juga telah mengusulkan Fasilitas Pembiayaan Impor Pangan (Food Import Financing Facility/FIFF) untuk memungkinkan 62 negara net food importer berpenghasilan rendah bisa mendanai kebutuhan mendesak sambil berkomitmen untuk berinvestasi lebih banyak dalam sistem pertanian pangan berkelanjutan di dalam negeri mereka.

Usulan tersebut kini sudah diterima dana Moneter Internasional (IMF), yang pada intinya menawarkan peningkatan ketahanan sistem pertanian pangan jangka pendek, dengan cara meningkatkan ketersediaan pupuk, dengan memastikan pupuk tidak dalam daftar sanksi perang.

"Kita perlu menghindari agar krisis akses pangan tidak berkembang menjadi krisis ketersediaan pangan," jelas Qu.

Qu menjelaskan gejolak geopolitik dan ancaman krisis iklim menjadi pendorong utama krisis pangan di dunia. Oleh sebab itu pentingnya menciptakan perdamaian, mengatasi krisis iklim serta meningkatkan ketahanan di berbagai tempat.

"Dampak kemanusiaan, sosial dan ekonomi dari konflik selalu besar. Perdamaian adalah prasyarat untuk ketahanan system pertanian pangan di tingkat nasional dan internasional," pungkas Qu. (NIA)

SHARE