Konsumsi Ikan Diprediksi Melonjak Saat Lebaran 2025, Bagaimana Stok dan Harganya?
PT Perikanan Indonesia (Perindo) memperkirakan konsumsi komoditas ikan melonjak saat Lebaran 2025.
IDXChannel - PT Perikanan Indonesia (Perindo) memperkirakan konsumsi komoditas ikan melonjak saat Lebaran 2025. Hal ini berpotensi mendorong kenaikan harga dan kelangkaan pasokan di pasaran.
Bahkan, volume permintaan ikan selama Ramadan sudah tercatat tinggi.
Direktur Operasional PT Perikanan Indonesia Fajar Widisasono mengatakan, kebutuhan ikan sudah terlihat pada H-7 Ramadan dan akan terjadi peningkatan hingga H+3 Lebaran. Lonjakan itu lantaran masyarakat membutuhkan ikan sebagai lauk pauk saat sahur, berbuka, dan perayaan Idul Fitri.
Meski begitu, Fajar menyebut Perindo punya strategi untuk menjaga ketersediaan dan keterjangkauan ikan agar harganya tidak terkerek naik saat Idul Fitri tahun ini.
“Kami telah melakukan langkah strategis untuk mengantisipasi lonjakan permintaan pasar,” ujar Fajar dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Strategi unit usaha Holding BUMN Pangan ini fokus pada produksi ikan di wilayah-wilayah operasional Perikanan Indonesia. Cabang perusahaan di seluruh Indonesia digencarkan dalam memproduksi ikan.
Salah satunya memaksimalkan pengoperasian kapal-kapal perusahaan untuk melakukan penangkapan ikan dan menyerap hasil tangkapan nelayan (offtake), khususnya di perairan Bitung dan Simeulue.
Selain itu, Perikanan Indonesia juga mengaktifkan fungsi cold storage di berbagai wilayah operasional perusahaan sebagai buffer stock di selama Ramadan. Hal ini untuk mengatasi fluktuasi permintaan dan pasokan.
Fajar mencatat, hasil serapan ikan Perikanan Indonesia Periode Januari 2024-Februari 2025 mencapai 6.256 ton. Ikan yang ditangkap dan diserap antara lain Tuna, Bandeng, Cakalang, Cumi, Gurita, Kembung, Layang, Sotong dan Tongkol.
Selain itu, jumlah stok ikan di cold storage per 28 Februari di berbagai wilayah menyentuh 212 ton. Stok ikan tersebut tersebar di Ambon, Bacan, Bitung, Belawan, Brondong, Pekalongan, Jakarta, Sorong dan Makassar.
Perusahaan, lanjut Fajar, juga memastikan mutu dari produk perikanan dari hulu hingga hilir selalu terjaga kualitasnya. Salah satunya yaitu dengan sertifikasi Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Unit Muara Baru, kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta untuk standar mutu fasilitas dan sarana pengolahan ikan.
Dia menambahkan, Perikanan Indonesia juga berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, selaku regulator dalam pengelolaan pelabuhan perikanan di Indonesia.
Selain itu, Perikanan Indonesia menggandeng tiga perusahaan asing dan lokal untuk melakukan terobosan bisnis perikanan guna mendukung ketahanan pangan nasional.
Ketiga perusahaan yakni AST Oceanics, International Marine Development Investment Co., Ltd dan PT Nusantara Resour Sinergi (Haitai Group).
(Dhera Arizona)