ECONOMICS

Konsumsi Kopi Lokal Jatim Masih Rendah, Pemprov: Berhentilah Minum Kopi Luar Negeri

Lukman Hakim 14/12/2021 09:17 WIB

Pemprov Jatim mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi kopi lokal.

Konsumsi Kopi Lokal Jatim Masih Rendah, Pemprov: Berhentilah Minum Kopi Luar Negeri (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Pemprov Jawa Timur (Jatim) mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi kopi lokal. Saat ini, dari total konsumsi kopi, konsumsi kopi lokal hanya sebesar 20 persen. 

Plh. Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono meminta masyarakat agar mulai mengkonsumsi kopi lokal. Harapannya, penjualan produk kopi di Jatim semakin meningkat dan menguntungkan bagi para petani. 

"Mulai sekarang, mari kita konsumsi kopi dari kita diri. Jadi untuk masyarakat pecinta kopi, mulai dari anak muda sampai orang tua, berhentilah minum kopi dari luar karena kita sudah memiliki kopi dengan potensi mutu yang lebih baik," ujar Heru, Selasa (14/12/2021).

Menurut Heru, gerakan minum kopi lokal perlu dilakukan, mengingat tingkat konsumsi produk lokal masih sangat rendah di masyarakat.  Di mana, kopi dari brand luar Indonesia lebih diminati meskipun memiliki harga lebih tinggi. 

"Menurut informasi dari Dinas Perkebunan Jatim, hanya 20 persen dari masyarakat yang mengonsumsi kopi lokal. Padahal, mereka yang minum dari brand luar mencapai 40 persen. Makanya harus kita mulai dari diri kita sendiri untuk mendorong pengkonsumsian produk lokal kita," ujar Heru.

Heru menambahkan, konsumsi produk lokal ini juga merupakan bagian dari program Jatim Agro yang berefek pada perekonomian UMKM. Jika konsumsi kopi ditingkatkan, petani lokal secara tidak langsung akan terbantu. "Sehingga, kita bisa menguasai pangsa pasar kopi. Setidaknya kita bisa bersaing di tingkat internasional. Mudah-mudahan, kita bisa membangkitkan industri kopi dalam waktu dekat," terangnya. 

Untuk itu, Heru mengingatkan kepada seluruh dinas terkait untuk menaikkan mutu kopi serta strategi marketing di pasaran. Sebab, memang tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat akan selalu memandang brand dan kemasan.

"Saya minta tolong untuk sinergi dan kolaborasinya dengan pihak-pihak terkait untuk memaksimalkan pelatihan. Mungkin bisa diajarkan cara menjual memakai sachet ataupun variasi rasa. Kan ada target marketnya sendiri-sendiri," tuturnya. 

Sementara itu, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto mengatakan, bahwa sebenarnya potensi kopi di Jatim sudah baik. Hanya saja, konsumsi masyarakat masih lebih condong ke non lokal. Sebagai informasi, lahan kopi robusta di Kabupaten Malang tahun 2021 mencapai 19.605 hektare dengan produksi capaian 14.129 ton. Untuk kopi arabika, ada 1.880 hektare lahan dengan produksi 790 ton. "Jadi sebenarnya kita bisa unggul dan meningkatkan nilai kopi. Hanya saja, konsumsi kopi lokal yang harus ditingkatkan," ungkap Didik. 

(IND) 

SHARE