ECONOMICS

Korea Utara Dihantui Ancaman Kelaparan Parah Jelang Musim Dingin

Syarifudin 06/11/2021 12:22 WIB

Memasuki musim dingin, Korea Utara terancam mengalami kelaparan parah.

Korea Utara Dihantui Ancaman Kelaparan Parah Jelang Musim Dingin (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Korea Utara terancam mengalami kelaparan jelang musim dingin yang terjadi di dalam wilayah dan luar Korea Utara (Korut). Para pembelot yang berbasis di Korea Selatan (Korsel) telah memberi tahu bahwa keluarga mereka di Korut akan ancaman kelaparan.

"Masalah seperti lebih banyak anak yatim piatu di jalanan dan kematian karena kelaparan terus dilaporkan," papar Lee Sang Yong, pemimpin redaksi Daily NK, yang memiliki sumber di Korea Utara.

"Masyarakat kelas bawah di Korea Utara semakin menderita karena kekurangan pangan lebih buruk dari yang diperkirakan,” ujar Lee.

Selain itu, akses informasi dari Korea Utara semakin sulit. Perbatasan telah ditutup sejak Januari tahun lalu untuk mencegah penyebaran Covid-19 dari China.

Bahkan mengirim pesan ke luar negeri kepada keluarga dan teman-teman yang telah membelot ke Korea Selatan memiliki risiko yang sangat besar.

Siapa pun yang tertangkap dengan ponsel yang tidak sah dapat dijebloskan ke kamp kerja paksa. Namun beberapa orang masih mencoba mengirim surat atau pesan suara melalui teks ke orang yang mereka cintai dan media massa di Seoul.

Melalui sumber-sumber ini, beberapa di antaranya harus tetap anonim. Inilah gambaran tentang apa yang sedang terjadi.

Korea Utara selalu berjuang dengan kekurangan pangan, tetapi pandemi telah memperburuk situasi yang buruk.

Pemimpin Korut Kim Jong-un membandingkan situasi saat ini dengan bencana terburuk negara itu pada 1990-an, yang dikenal sebagai "Pawai Sulit", di mana ratusan ribu orang tewas akibat kelaparan.

Situasinya tidak dianggap seburuk itu, belum. Ada beberapa tanda harapan. Korea Utara tampaknya bersiap membuka kembali perbatasan dengan China, tetapi tidak jelas berapa banyak perdagangan dan bantuan yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan ekonomi yang telah terjadi di negara miskin itu.

Panen tahun ini sangat penting. Tanaman tahun lalu sebagian hancur oleh serangkaian bagai.

PBB memperkirakan negara itu kekurangan setidaknya dua sampai tiga bulan pasokan makanan.

Untuk memastikan tahun ini sesukses mungkin, puluhan ribu orang telah dikirim ke ladang untuk membantu mengumpulkan beras dan jagung, termasuk tentara.

Kim Jong-un juga dilaporkan memerintahkan agar setiap butir beras di negara itu diamankan dan setiap orang yang makan harus pergi dan membantu panen.

Sebuah rencana telah dibuat untuk meminimalkan kerugian dalam proses panen," papar Lee, dari Daily NK.

"Ditegaskan, sanksi tegas akan dijatuhkan jika pencurian atau kecurangan dilaporkan. Dan hal ini menciptakan suasana ketakutan," ungkap dia.

(IND)

SHARE