ECONOMICS

Korean Air Umumkan Pembelian 103 Pesawat Boeing Usai Pertemuan Trump dan Presiden Korsel

Febrina Ratna Iskana 26/08/2025 09:19 WIB

Korean Air mengumumkan kesepakatan pembelian 103 pesawat Boeing pada Senin (25/8/2025) usai pertemuan Presiden Korsel Lee Jae Myung dan Trump.

Korean Air Umumkan Pembelian 103 Pesawat Boeing Usai Pertemuan Trump dan Presiden Korsel. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Korean Air mengumumkan kesepakatan pembelian 103 pesawat Boeing pada Senin (25/8/2025) usai Presiden Donald Trump mendesak mitra dagangnya, termasuk Korea Selatan (Korsel), untuk meningkatkan bisnis dengan perusahaan-perusahaan Amerika.

Kesepakatan tersebut mencakup pembelian pesawat jet penumpang 787, 777, dan 737, menurut pernyataan bersama dari kedua perusahaan seperti dilansir dari BBC, Selasa (26/8/2025).

>

Bos Korean Air, Walter Cho, menyatakan pesawat-pesawat baru tersebut nantinya hadir tepat di "momen penting" memodernisasi armada maskapai nasional Korea Selatan tersebut. Hal itu menjadikan Korean Air tetap kompetitif seiring mergernya dengan Asiana Airlines.

Sementara itu, Kepala divisi pesawat komersial Boeing, Stephanie Pope, memuji pesanan Korean Air sebagai "kesepakatan penting."

Pesanan ini akan mencakup 50 pesawat penumpang Boeing 737-10 dan 45 jet jarak jauh. Korean Air juga akan membeli delapan pesawat kargo 777-8 Freighter.

Kesepakatan ini akan mendukung sekitar 135.000 lapangan kerja di seluruh AS, kata Boeing, yang mempekerjakan lebih dari 170.000 orang di seluruh dunia.

Dengan pembelian terbaru ini, Korean Air telah memesan lebih dari 150 pesawat Boeing dan berkomitmen untuk membeli pesawat tahun ini.

Kesepakatan tersebut diumumkan hanya beberapa jam setelah Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung bertemu Trump di Washington untuk membahas tarif 15 persen yang diberlakukan AS terhadap negara Asia tersebut pada Juli 2025.

Kesepakatan tersebut diumumkan dalam pertemuan antara perwakilan pemerintah dan para pemimpin bisnis dari kedua negara, yang dihadiri oleh Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Menteri Perdagangan Korea Selatan Kim Jung-kwan.

Pada hari yang sama, raksasa otomotif Korea Selatan, Hyundai Motor Group, mengumumkan peningkatan investasinya di AS dari USD21 miliar menjadi USD26 miliar.

Tak lama setelah pertemuan antara Trump dan Lee, perusahaan tersebut menyatakan rencananya untuk mendirikan fasilitas baru di AS yang mampu memproduksi 30.000 robot per tahun.

Pesanan Pesawat Boeing dan Tarif Trump

Adapun pemesanan pesawat Boeing tersebut telah direncanakan sejak beberapa waktu lalu. Pada Maret, Korean Air disebut-sebut tengah menyelesaikan perjanjian senilai lebih dari USD32 miliar dengan Boeing dan produsen mesin AS, GE Aerospace. Kesepakatan dengan GE juga diumumkan pada Senin kemarin.

Beberapa negara yang sedang merundingkan perjanjian perdagangan dengan pemerintahan Trump juga telah mengumumkan rencana untuk memesan pesawat Boeing dalam jumlah besar.

Pada Juli lalu, Jepang setuju untuk membeli 100 jet Boeing sebagai bagian dari perjanjian perdagangannya dengan AS.

Maskapai penerbangan nasional Indonesia, Garuda, juga setuju untuk membeli 50 jet Boeing sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengurangi tarif AS terhadap negara Asia Tenggara tersebut.

Kesepakatan tersebut telah membantu penjualan perusahaan AS tersebut melampaui penjualan pesaingnya dari Eropa, Airbus.

Boeing telah dilanda serangkaian krisis dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dua kecelakaan fatal dan ledakan dramatis di udara pada salah satu bagian pesawatnya.

Pada tahun 2018, sebuah Boeing 737 jatuh setelah lepas landas dari Jakarta, Indonesia, menewaskan seluruh 189 orang di dalamnya. Beberapa bulan kemudian, 157 orang lainnya tewas ketika sebuah pesawat Boeing jatuh tak lama setelah lepas landas di Ethiopia.

Pada 2024, sebuah panel yang dipasang di atas pintu darurat Boeing 737 Max yang tidak digunakan terlepas di tengah penerbangan.

Tahun lalu, sekitar 30.000 pekerja melakukan aksi mogok kerja selama hampir delapan minggu yang mengakibatkan produksi di pabrik-pabrik pembuat pesawat tersebut di AS melambat secara drastis.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE