Kritik Harga Tes PCR, PHRI: Kenapa Sih Kita Tidak Mencontoh India
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) keberatan dengan ketentuan pemerintah yang mewajibkan tes PCR negarif sebagai syarat perjalanan.
IDXChannel - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) keberatan dengan ketentuan pemerintah yang mewajibkan tes PCR negarif sebagai syarat perjalanan. Namun, organisasi ini lebih menyoroti masalah harga yang ditetapkan untuk mendapatkan hasil tes tersebut.
Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, meminta pihak pemerintah untuk menurunkan harga PCR dan berkiblat kepada negara India yang jauh lebih murah.
“Ya tentu dengan adanya keberatan. Sebenarnya yang jadi masalah kan harga PCR biayanya tinggi jadi kalau misalkan semua menggunakan PCR misalnya yang sudah diterapkan Bali kan itu langsung nge-drop,” kata Hariyadi saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Rabu (27/10/2021)
Hariyadi menyebutkan pihak PHRI dan juga pelaku pariwisata tak akan keberatan dengan tes PCR dengan catatan harga yang dibandrol tidak semahal saat ini.
“Itu boleh aja (tes pcr) asal harganya jangan segitu, kita kan dulu pernah menyampaikan kenapa sih kita tidak merefer India. Itu terbukti paling murah sedunia, di sana hanya sekitar 5 atau 6 rupee saja,” bebernya.
Adapun Hariydi menyebut tarif harga PCR di India hanya berkisar sekitar USD8 untuk di Airport dan di luar Airport bisa lebih murah lagi.
“Ya kalau misla di-convert ke Rupiah sekitar Rp120 ribu kalau di luar Airport hanya Rp97 ribu, nah kenapa kita tidak mereferensikan kesana. Harusnya kita seperti itu dan dicari bagaimana yang namanya PCR itu bisa lebih murah bagaimana untuk menjadi alat kontrol kita dalam melakukan aktivitas dan mobilitas,” paparnya.
Kemudian PCR bukan semata-mata menjadi persyaratan akan tetapi alat kontrol sosial di masa pandemi untuk memberikan rasa aman saat melakukan perjalanan.
“Nah itu nantinya bisa diterapkan di setiap moda transportasi perjalanan di berbagai perjalanan mau pesawat, kereta, bus dan lain lain asal hargnya semakin terjangkau. Kalau orang disuruh mengeluarkan budget 400 atau 500 ke atas itu kan memberatkan masyarakat dan membuat mikir dua kali, jadi ya semoga aja turun,” tandasnya.
Meski demikian dirinya menyebut salah satu dampaknya nanti jika pemerintah menaikan harga PCR itu akan menghantam seluruh sektor transportasi dan pariwisata lebih terpuruk lagi. (TYO)