ECONOMICS

Kritik Lambatnya Proyek Kilang Tuban, Jokowi: Alasannya Ada Aja

Athika Rahma 20/11/2021 17:40 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengritik lambatnya proyek pembangunan kilang minyak baru (Grass Root Refinery/GRR) di Tuban.

Kritik Lambatnya Proyek Kilang Tuban, Jokowi: Alasannya Ada Aja. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengritik lambatnya proyek pembangunan kilang minyak baru (Grass Root Refinery/GRR) di Tuban. Dia menilai Pertamina tidak sigap ketika kerja sama pembangunan proyek ini yang ditawarkan oleh Rosneft, salah satu perusahaan minyak asal Rusia.

Hal itu terlihat dari realisasi pembangunannya belum mencapai 5 persen. Padahal, perusahaan yang menjadi bisa mitra bagi Pertamina ingin menanamkan dananya ke proyek tersebut.

"Rosneft itu di Tuban ingin investasi. Saya ngerti Rosneft pengennya cepat, tapi kitanya nggak pengen cepat. Ini investasi besar sekali, Rp168 triliun, tapi realisasinya baru Rp5,8 triliun," ujar Jokowi di YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/11/2021).

Sambil menghela nafas, Jokowi menyebutkan deretan alasan mandeknya proyek ini.

"Terakhir alasannya ada aja, minta kereta api lah, minta jalan tol lah, baru berapa persen Rp5 triliun itu, 5 persen saja nggak ada. Nggak ada masalah kok, memang pemerintah yang harus bangun, nggak ada masalah," ujarnya.

Menurut Jokowi, Pertamina terlalu nyaman menjalankan bisnis yang sudah ada dan tidak mau keluar dari comfort zonenya. "Problemnya comfort zone, zona nyaman, zona rutinitas itu yang ingin kita hilangkan," jelasnya.

Selain kilang GRR Tuban, Jokowi juga menyinggung eksekusi proyek kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Dia bilang, proyek tersebut sudah ada sejak dirinya menjabat presiden periode pertama. Namun, pembangunannya belum kunjung selesai.

"Investasinya USD3,8 miliar, juga bertahun-tahun ini belum jalan-jalan juga," pungkasnya.

Padahal, jika TPPI selesai dibangun, Indonesia akan memiliki solusi untuk substitusi barang impor.

"Saya ke sana terakhir, Bu Dirut cerita itu saya bentak, karena memang yang diceritain hal yang sama. Saya nggak mau dengar cerita itu lagi, sudah dengar dari cerita sebelumnya," ujarnya.

Dia bilang, sudah terdapat dua tender di proyek tersebut. Namun, hasilnya sama saja.

"Saya selalu memantau perkembangan TPPI. Kita ini pengennya neraca transaksi, perdagangan, berjalan baik, impor nggak banyak. Karena kita bisa produksi sendiri, punya industrinya, mesinnya, bahan bakunya. Tapi nggak kita lakukan, malah impor, itu loh yang saya sedih," ujarnya. (TYO)

SHARE