Kunci Pekerja di Kilang, Exxon Mobil Diminta Bayar Ganti Rugi
pihak NLRB menuntut produsen minyak multinasional untuk melakukan pembayaran kembali pada lebih dari 600 pekerjanya, yang tidak dapat bekerja akibat aksi itu.
IDXChannel - Dewan Hubungan Perburuhan Nasional (National Labor Relations Board/NLRB) Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa Exxon Mobil telah melanggar hukum, dengan mengunci pekerjanya selama 10 bulan di Kilang Exxon's Beaumont, Texas, sejak Mei 2021 hingga Maret 2022 lalu.
Karenanya, pihak NLRB menuntut produsen minyak multinasional itu untuk melakukan pembayaran kembali pada lebih dari 600 pekerjanya, yang tidak dapat bekerja akibat aksi penguncian tersebut.
Sidang tentang kasus tersebut dijadwalkan bakal digelar di Houston. Para pekerja kilang minyak senior, dengan sedikitnya empat tahun pengalaman kerja nasional, dapat menghasilkan rata-rata USD41 per jam-nya.
Menghadapi tuntutan tersebut, pihak Exxon pun menyatakan telah bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku, dan siap bertanggung jawab atas kebijakan yang telah diambil dan diterapkan.
"Exxon Mobil telah bertindak sesuai dengan hukum setiap saat," ujar salah satu juru bicara perusahaan, Julie King, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (4/10/22).
Tak hanya itu, pihak Exxon juga memastikan bahwa para pekerjanya dapat kembali bekerja, dengan syarat bersedia mencabut sertifikasi. Persyaratan ini, oleh para pekerja dinilai sangat tendensius, lantaran dengan dicabutnya sertifikasi, maka dengan sendirinya pekerja tidak lagi dapat menghimpun diri dalam sebuah ikatan serikat pekerja.
Sebagai informasi, permasalahan ini muncul sejak Februari 2021, di mana kontrak serikat pekerja dengan Exxon Mobil telah berakhir. Dalam kontrak baru yang diajukan, pihak Exxon dituding berupaya melakukan pemotongan secara luas terhadap hak-hak pekerja, terutama bagi para pekerja yang sudah lama bekerja di Exxon.
"Exxon menolak untuk menghormati perlindungan bagi pekerja senior, dan menuntut hak untuk dapat melakukan pemecatan karyawan serikat pekerja dengan alasan apa pun," ujar Presiden Serikat Pekerja Baja (United Stell Worker/USW) Local 13-243, Darrell W. Kyle, dalam pernyataannya.
Lantaran tidak menemui kata sepakat, pihak Exxon secara ekstrem memulai aksi penguncian terhadap para pekerjanya di Kilang Exxon's Beaumont, Texas, selama 10 bulan, terhitung sejak Mei 2021 lalu. Langkah ini memangkas mata pencaharian dan pendapatan bagi ratusan pekerja USW.
Sejak penguncian, 55 sesi tawar-menawar telah terjadi antara Exxon dan serikat pekerja. Perusahaan tetap keras kepala, sementara serikat pekerja tidak dapat menerima upaya manajemen untuk menghilangkan tiga perlindungan dasar 'Keselamatan, Senioritas, dan Keamanan'.
"Keamanan fisik di tempat kerja, hak senioritas bagi pekerja veteran, dan keamanan kerja adalah tiga perlindungan utama yang kami perjuangkan. Kami sangat menolak proposal anti-pekerja yang dinegosiasikan oleh pihak Exxon," tutur Kyle.
Salah satu poin negosiasi yang diajukan Exxon, adalah secara agresif melobi untuk pemungutan suara pencabutan sertifikasi (desertifikasi) serikat pekerja, yang secara efektif akan mmembubarkan serikat pekerja dan menghapus semua perlindungan yang mereka miliki.
"Exxon mengklaim bahwa mereka akan mengakhiri penguncian ketika Perusahaan dan Serikat mencapai kesepakatan yang ditandatangani dan diratifikasi atau karyawan telah menghapus Serikat melalui pencabutan sertifikasi atau penarikan pengakuan," ungkap Kyle.
Pada praktiknya, pemungutan suara desertifikasi telah dilakukan Exxon pada bulan November dan Desember, namun surat suara yang akan digunakan disita oleh NLRB pada 29 Desember 2021 lalu. (TSA)
Penulis: Bayu Rama