ECONOMICS

Lahan Panen Terus Meningkat, Wamentan: Naik 54 Persen di Maret 2025

Tangguh Yudha 20/02/2025 11:14 WIB

Wamentan mengatakan berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat peningkatan signifikan lahan panen pada awal 2025.

Lahan Panen Terus Meningkat, Wamentan: Naik 54 Persen di Maret 2025. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat peningkatan signifikan lahan panen pada awal 2025.

Secara rinci, dia mengatakan luas panen tercatat naik 55 persen pada Januari 2025, kemudian naik 52 persen di Februari 2025, dan Maret diperkirakan meningkat 54 persen. Namun demikian ada potensi penurunan luas panen sebesar 9 persen pada April 2025 yang harus diantisipasi.

“Setiap hari kami ditanya langsung oleh Bapak Presiden. Tidak hanya Pak Menteri, saya juga setiap hari ditanya bagaimana pergerakan harga gabah dan target serapan Bulog. Jadi kita harus gaspol rem blong untuk memastikan harga gabah stabil dan petani sejahtera,” ujarnya, Rabu (19/2/2025).

Lebih lanjut, Wamentan menjelaskan sektor pertanian merupakan prioritas utama dalam empat program strategis Presiden Prabowo, termasuk swasembada pangan yang erat kaitannya dengan kesejahteraan petani.

Untuk mendukung swasembada pangan, Wamentan mengatakan bahwa pihaknya telah melaksanakan program Perluasan Areal Tanam (PAT) yang mendapat dukungan penuh dari TNI.

Selain itu, program pompanisasi, optimalisasi lahan rawa, dan pencetakan sawah juga terus diperluas. Bahkan, Kementan telah melakukan refocusing anggaran agar lebih berorientasi pada program yang berdampak langsung bagi petani.

Selain memastikan serapan gabah berjalan optimal, Sudaryono juga menyoroti empat faktor utama yang harus dipenuhi agar petani tetap semangat dan memiliki pendapatan yang layak.

Pertama, benih berkualitas harus tersedia dengan baik. Kedua, ketersediaan air harus dipastikan melalui perbaikan irigasi yang saat ini disinergikan dengan Kementerian PUPR.

Ketiga, distribusi pupuk harus lebih efisien, di mana pemerintah telah menyederhanakan regulasi pupuk melalui penerbitan Perpres baru yang memangkas 145 aturan yang tumpang tindih.

Terakhir, memastikan harga gabah tetap menjadi isu krusial yang harus dikawal bersama. Jika harga jatuh di bawah Rp6.500 per kilogram, maka petani akan mengalami kerugian yang bisa berdampak pada produktivitas di musim tanam berikutnya.

Oleh karena itu, Wamentan menegaskan kebijakan harga minimum ini harus dijalankan secara tegas di lapangan. Ia pun berharap kerja sama antara Kementan dan TNI dapat semakin diperkuat agar serapan gabah berjalan maksimal.

“TNI bukan hanya mitra, tetapi juga mata, telinga, dan corong keberhasilan program pertanian kita. Kalau TNI sudah turun tangan, semua bisa beres. Mari kita perkuat sinergi ini agar petani semakin sejahtera dan Indonesia bisa mencapai swasembada pangan lebih cepat,” tuturnya.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE