ECONOMICS

Lantik Dirjen EBTKE, Menteri ESDM Dorong Power Wheeling Masuk RUU EBT

Atikah Umiyani/MPI 14/03/2024 14:00 WIB

Menteri ESDM meminta Dirjen EBTKE yang baru untuk mendorong masuknya power wheeling dalam RUU EBT dan pengembangan PLTP.

Lantik Dirjen EBTKE, Menteri ESDM Dorong Power Wheeling Masuk RUU EBT. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif baru saja melantik Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Eniya Listiani Dewi, pada hari ini, Kamis (14/3/2024). 

Arifin pun memberikan pesan khusus pada Dirjen EBTK yang baru tersebut. "Spesifik Pak Menteri menyampaikan beberapa hal terutama misalnya tentang menggenjot bauran energi yang hingga kini belum mencapai target," ujarnya usai dilantik di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (14/3/2024). 

Eniya menambahkan pesan lainnya yaitu mengenai pembahasan beberapa RUU yang sebelumnya sempat terhenti karena adanya pemilihan umum (Pemilu). 

"RUU sekarang yang masih pending mungkin karena Pemilu, nanti akan dibahas lagi dan saya harus update dulu tentang progres yang selama ini ada dan mungkin Pak Menteri menggarisbawahi bagaimana memasukkan EBT dalam porsinya memang isu power wheeling jadi apakah akan memang masuk lagi atau tidak, itu perlu kita kupas lagi," terangnya. 

Lebih lanjut, Eniya menuturkan, Arifin meminta dirinya untuk kembali menggenjot konversi kendaraan listrik yang saat ini masih minim, serta peran EBT di daerah yang tentunya juga diperlukan karena mungkin selama ini pemetaannya masih bergantung pada sektor dan provinsi sehingga belum ada yang detail. 

"Mungkin arahnya untuk EBT per wilayah nanti bisa kita detailkan lagi misalnya Perpres yang baru yang kemarin keluar kan untuk menggenjot rooftop yaa PV Rooftop itu juga akan kita dorong terus," papar Eniya.

Pengembangan PLTP

Eniya juga menambahkan, pesan lainnya yaitu mengenai EBT yang selama ini belum banyak digali seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). 

"Itu perlu didorong lagi karena sering investasi PLTP itu sering dihitungnya tidak available atau tidak feasible hanya karena mungkin supply dan demand gap-nya yang tinggi, jadi supplynya tinggi, potensi tinggi disitu, tapi demandnya rendah sehingga investasi gak jalan," terang Eniya.

Dengan begitu, dia menyebut diversifikasi pemanfaatan energi harus terus digenjot untuk bisa memungkinkan investasi EBT lebih tinggi lagi. Arahnya baru sebatas itu tapi sudah diwanti-wanti untuk gaspol untuk segera," pungkas Eniya. 

(FRI)

SHARE