ECONOMICS

Larangan Mudik Dimulai, Satgas Sebut Tidak Ada Gunanya Kucing-kucingan

Binti Mufarida 06/05/2021 12:17 WIB

Meski periode pelarangan mudik telah diberlakukan mulai hari ini 6-17 Mei 2021, namun masih ada masyarakat yang nekat ingin kembali ke kampung halamannya.

Larangan Mudik Dimulai, Satgas Sebut Tidak Ada Gunanya Kucing-kucingan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Meski periode pelarangan mudik telah diberlakukan mulai hari ini 6-17 Mei 2021, namun masih ada masyarakat yang nekat ingin kembali ke kampung halamannya. Apalagi ada beberapa yang mencoba kucing-kucingan dengan petugas.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan fakta di lapangan masyarakat sedang mencoba menawar agar bisa mudik. Hal itu sudah bukan merupakan hal aneh karena memang budaya setiap tahun.

“Kalau kita lihat di lapangan memang terlihat bahwa masyarakat mencoba menawar sebenarnya. Karena memang mereka tarikan untuk budaya tuh cukup tinggi, karena itu kan kebiasaan masyarakat Indonesia ya untuk mudik,” katanya dalam dialog ‘Tunda Mudik, Selamatkan Keluarga di Kampung’ secara virtual dari Graha BNPB, Jakarta, Kamis (6/5/2021).

Oleh karena itu, tegas Wiku, narasi pelarangan mudik ini harus satu komando. “Jadi itulah yang harus bolak-balik kita sosialisasi. Dan narasinya pemerintah daerah seluruhnya satu komando dari Presiden, sampai siapapun Pemerintah Daerah yang paling terkecil.”

“Nah, maka dari itu Indonesia kan luas ya jadi jumlah provinsi, kabupaten kota, kecamatan desa kelurahan begitu banyaknya dan semua ini harus satu narasi,” tegasnya.

Wiku pun meminta agar tidak lelah memberikan pemahaman bahwa pelarangan mudik sebagai upaya untuk melindungi kita semua. “Dan itu upaya kita bersama maka dari itu kita tidak lelahnya untuk memastikan kita satu narasi dan masyarakatnya juga harus paham maka kita bolak-balik sampaikan pada masyarakat karena ini dalam rangka melindungi kita semuanya.”

Wiku menegaskan tidak ada gunanya kucing-kucingan melaksanakan mudik, kalau nanti akan berpotensi terpapar Covid-19. “Jadi tidak ada gunanya kita kucing-kucingan, tetapi akhirnya nanti bobol. Dan yang kena kita sendiri juga,” tegasnya.

Dan terutama, kata Wiku, di daerah pada saat kasusnya tinggi nanti belum tentu fasilitas kesehatan yang memadai apabila terjadi lonjakan kasus yang begitu besar.

“Maka dari itu kita selalu mengingatkan masyarakat dan kalau sampai nanti terjadi pelanggaran ya tentunya kita harus menegakkan aturan, yang mohon maaf kita harus tegas  dalam hal ini. Karena ketegasan kita hanya 1 adalah kita ingin menyelamatkan nyawa bangsa kita,” tegas Wiku. (TYO)

SHARE