ECONOMICS

Laut Merah Memanas, Eksportir Global Cari Rute Alternatif

Wahyu Dwi Anggoro 21/12/2023 08:50 WIB

Para eksportir menghadapi kekacauan rantai suplai global akibat memanasnya situasi keamanan di Laut Merah.

Laut Merah Memanas, Eksportir Global Cari Rute Alternatif. (Foto: REUTERS)

IDXChannel - Para eksportir menghadapi kekacauan rantai suplai global akibat memanasnya situasi keamanan di Laut Merah. Mereka mencari rute alternatif laut, darat, dan udara.

Militan Houthi asal Yaman akhir-akhir ini melancarkan rentetan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Mereka khususnya mengincar kapal-kapal yang berkaitan dengan Israel.

Serangan-serangan tersebut mengganggu rute perdagangan utama yang menghubungkan Eropa dan Amerika Utara dengan Asia melalui Terusan Suez. Biaya pengiriman peti kemas melonjak tinggi karena perusahaan-perusahaan menggunakan rute laut lainnya yang lebih jauh.

Alan Baer, CEO OL USA, menyarankan klien-klien pelayaran dan logistik untuk mempersiapkan diri menghadapi setidaknya 90 hari gangguan di Laut Merah.

"Kondisinya akan makin rumit seusai libur akhir tahun," kata Baer. 

Beberapa perusahaan mencoba beralih ke apa yang disebut sebagai transportasi intermoda. Perusahaan ekspedisi terkemuka Jerman, Hellmann Worldwide Logistics, melihat peningkatan permintaan untuk rute campuran udara dan laut untuk barang-barang konsumen seperti pakaian serta produk elektronik dan teknologi.

Sebagai contoh, barang diangkut terlebih dahulu melalui laut ke pelabuhan di Dubai, di mana barang tersebut kemudian dimuat ke dalam pesawat.

"Rute alternatif ini memungkinkan pelanggan untuk menghindari zona bahaya di Laut Merah dan pelayaran panjang mengelilingi Afrika," kata Jan Kleine-Lasthues, chief operating officer kargo udara di Hellmann Worldwide Logistics, kepada Reuters, Kamis (21/12/2023).

Transportasi udara memang bisa menjadi solusi bagi sebagian perusahaan. Namun, banyak eksportir ragu menggunakannya karena biayanya yang tinggi.

"Mengirim barang melalui udara membutuhkan biaya sekitar 5-15 kali lipat lebih mahal daripada melalui laut," kata Brian Bourke, kepala komersial global di SEKO Logistics.

"Transportasi udara terutama untuk barang-barang bernilai tinggi seperti pakaian desainer dan produk elektronik kelas atas," kata Bourke. (WHY)

SHARE