ECONOMICS

Lazada PHK di Asia Tenggara Awal 2024 Meski Terus Disuntik Modal Sang Induk Alibaba

Maulina Ulfa - Riset 07/01/2024 17:37 WIB

Perusahaan anak usaha Alibaba China tersebut, Lazada, kemungkinan akan memecat atau PHK hingga 30 persen stafnya di pasar yang berbeda di Asia Tenggara.

Lazada PHK di Asia Tenggara Awal 2024 Meski Terus Disuntik Modal Sang Induk Alibaba. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Unit e-commerce Alibaba di Asia Tenggara, Lazada, dikabarkan telah memangkas beberapa stafnya di Singapura. Lazada juga dilaporkan akan melakukan PHK di pasar lain di awal 2024.

Melansir The Edge Singapore, Jumat (5/1/2024), PHK di Singapura berdampak pada karyawan junior dan senior dari berbagai departemen, namun jumlah pastinya tidak diungkapkan.

Juru bicara Lazada mengatakan kepada The Straits Times bahwa perusahaan melakukan “penyesuaian proaktif” untuk melakukan transformasi tenaga kerja perusahaan untuk menyesuaikan kebutuhan masa depan.

“Transformasi ini mengharuskan kami menilai kembali kebutuhan tenaga kerja dan struktur operasional kami untuk memastikan Lazada berada pada posisi yang lebih baik dalam mempersiapkan masa depan bisnis dan karyawan kami,” imbuh keterangan tersebut.

Diketahui, Lazada sebelumnya juga melakukan putaran PHK pada Oktober 2023. Mantan CEO Lazada Singapura Loh Wee-Lee juga meninggalkan perusahaan pada Agustus 2023.

Sementara itu, Tech in Asia melaporkan bahwa perusahaan anak usaha Alibaba China tersebut kemungkinan akan memecat hingga 30 persen stafnya di pasar yang berbeda, dengan Malaysia menjadi negara yang terkena dampak berikutnya setelah Singapura.

Andalkan Suntikan Modal Sang Induk

Lazada yang merupakn salah satu raksasa ecommerce di Asia Tenggara, telah banyak mendapatkan suntikan modal dari sang induk, Alibaba Group.

Lazada dilaporkan telah memperoleh tambahan modal sebesar USUSD634 juta dari Alibaba Group melansir Alternatives.pe. Jumlah tersebut menambah total suntikan raksasa teknologi China ke anak perusahaannya itu sepanjang tahun 2023 menjadi lebih dari USD1,8 miliar. (Lihat grafik di bawah ini)

Pendanaan tersebut datang ketika Alibaba terus menilai dan menyesuaikan strateginya di tengah persaingan ketat dengan perusahaan perusahaan seperti PDD Holdings dan Tencent di China.

Didirikan pada 2012, Lazada saat ini hadir di Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Alibaba mengakuisisi saham pengendali di platform e-commerce ini pada tahun 2016 dan telah menggelontorkan sekitar USD7,4 juta ke dalam bisnis ini sejak saat itu.

Raksasa teknologi China ini memberikan tiga suntikan dengan total lebih dari USD1,8 miliar pada tahun 2023 di tengah semakin ketatnya persaingan dari rival utama TikTok dan Shopee di pasar Asia Tenggara.

Lazada kini tengah menghadapi persaingan yang semakin ketat di Asia Tenggara dari raksasa seperti Shopee. Sebelumnya, TikTok Shop juga mengumumkan kemitraannya dengan Tokopedia di Indonesia. TikTok juga mengatakan akan menginvestasikan USD1,5 miliar ke entitas hasil merger tersebut untuk membiayai pertumbuhannya.

Florian Hoppe, Pimpinan Bain & Company’s Vector di Asia-Pasifik sebelumnya mengatakan bahwa meskipun TikTok Shop masih beroperasi di Indonesia, hal ini menghambat rencana Lazada dan Shopee untuk mengembangkan bisnisnya dan mendorong keuntungan di negara ini.

Pemangkasan ini terjadi di tengah spekulasi bahwa Alibaba International Digital Commerce, yang mencakup Lazada, Daraz, Trendyol dan AliExpress, sedang mengincar IPO di Amerika Serikat (AS) tahun ini.

Informasi saja, Alibaba International Digital Commerce Group (AIDC) mengoperasikan berbagai pasar ritel dan grosir termasuk Lazada, AliExpress, Trendyol, Daraz, Miravia, dan Alibaba.com.

Selama kuartal September, pertumbuhan pesanan gabungan dari bisnis ritel AIDC mencapai sekitar 28 persen dari tahun ke tahun, didorong oleh kinerja yang solid dari semua platform ritel utama.

Sementara itu, segmen perdagangan digital internasional milik Alibaba, termasuk di dalamnya Lazada, membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 53 persen dari tahun ke tahun pada kuartal kedua tahun finansial 2024. (Lihat tabel di bawah ini)

Dalam laporan keuangan 9 bulan 2023, Lazada mencatat pertumbuhan pesanan dua digit dari tahun ke tahun pada kuartal ini.

“Lazada terus fokus pada peningkatan monetisasi. Akibatnya, kerugian per pesanan menyempit dari kuartal ke kuartal dan tahun ke tahun,” tulis Lazada dalam laporan keuangan September 2023.

Dalam laporan keuangan terbarunya, AliExpress sebagai salah satu unit bisnis juga menjalankan strategi pertumbuhannya dalam berbagai model bisnis, yang mengalami pertumbuhan dua digit dari tahun ke tahun.

Alibaba juga menggenjot kinerja AliExpress dengan mengirimkan meningkatkan pengalaman kepada konsumen melalui kerja sama dengan pedagang untuk memastikan kontrol yang lebih baik atas pemilihan dan kualitas produk serta kecepatan logistik.

Dalam laporan pendapatan terbarunya, Alibaba mengumumkan bahwa pihaknya menunda rencana spin-off Cloud Intelligence Group, karena pembatasan perdagangan telah menghambat pertumbuhan unit bisnis tersebut.

(FRI)

SHARE