ECONOMICS

Lewat ATM Mini, Eks Penambang Ilegal Buka Akses Keuangan Digital di Sadengkolot

taufan sukma 13/03/2024 16:47 WIB

kepercayaan itu mahal harganya. Mau dikasih kredit berapa pun, harus dijaga betul. Cicilan tidak boleh nunggak.

Lewat ATM Mini, Eks Penambang Ilegal Buka Akses Keuangan Digital di Sadengkolot (foto: MNC Media)

IDXChannel - Seorang filsuf stoik asal Romawi, Seneca, pernah berujar, "Ignis aurum probat, miseria fortes viros (api menguji emas, derita meneguhkan manusia)." 

Petuah tersebut sepertinya sangat mewakili sekaligus menggambarkan kegigihan seorang Kamaludin dalam membangun usaha, sekaligus bersumbangsih dalam memajukan tanah kelahirannya, Sadengkolot.

Namanya Kamaludin, pria asli kelahiran Desa Sadengkolot, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Lokasi desa yang berada di kaki Gunung Dahu membuat akses dari dan menuju daerah tersebut cukup curam dan berliku.

"(Mesin) ATM terdekat saja itu sekitar 4-5 kilometer dari sini. Jadi kalau mau ambil uang (tunai), ya kami harus turun ke sana, ke (Pasar) Leuwiliang," ujar Kamaludin, saat ditemui di rumahnya, Rabu (6/3/2024).

Jemput Bola

Sehari-hari, Kamaludin membuka jasa sebagai Agen BRILink dengan mengandalkan dua mesin Electronic Data Capture (EDC). Satu mesin dioperasikan oleh Sang Istri di rumah, sedangkan satu lagi dipakai Kamaludin berkeliling dari rumah ke rumah untuk memproses transaksi keuangan secara langsung di rumah nasabah.

Biasanya, pelanggan yang rumahnya dekat akan langsung datang untuk bertransaksi dan dilayani oleh Sang Istri. Sedangkan bagi yang rumahnya cukup jauh, pelanggan biasanya akan meminta Kamal datang untuk melayani transaksi langsung dari rumahnya.

"Biasanya dari pagi mereka sudah kirim pesan lewat SMS, WA (whatsapp), minta dijemput ke rumah. Ada yang (transaksi) bayar cicilan, ada yang tarik tunai, beli pulsa listrik, internet, macam-macam. Nanti jadwalnya saya atur agar rutenya efektif. Nggak bolak-balik," tutur pria yang akrab disapa Kamal tersebut.

Dengan segala inisiatifnya tersebut, masyarakat sekitar yang menjadi pelanggan Kamal menjadi sangat terbantu, dan tak lagi ragu untuk bertransaksi secara digital melalui Agen BRILink milik Kamal.

Buah dari kegigihannya, Kamal pun kini tercatat sebagai salah satu Agen BRILink dengan transaksi paling aktif, dan juga volume cukup besar, dengan rata-rata mencapai RP300 juta per bulan.

Edukasi dan Sosialiasi

Tak hanya sekadar menunggu transaksi dari pelanggan, Kamal juga berupaya agar seluruh nasabah yang dilayani dapat senantiasa tertib, dengan selalu membayar cicilan secara tepat waktu.

Caranya, berbekal rekap transaksi pada bulan-bulan sebelumnya, Kamal aktif mengirimkan pesan singkat via SMS dan juga WA untuk mengingatkan nasabah bahwa cicilannya sudah akan jatuh tempo.

"Biasanya 1-2 hari sebelum tanggalnya, saya akan ingatkan, sehingga ada lah waktu buat mereka persiapkan. Kalau memang ada kendala, kita diskusikan jalan keluarnya bagaimana," ungkap Kamal.

Langkah tersebut sengaja dilakukan lantaran Kamal ingin agar rekam jejak (track record) perbankan di daerahnya bagus dan tidak memiliki catatan masalah. Dengan demikian, Kamal berharap kelak ketika ada yang mengajukan kredit lagi, jadi bisa dipermudah oleh pihak perbankan.

Atas dasar itu pula, Kamal juga tak segan untuk mengajari langsung terkait proses administrasi yang harus dilakukan oleh tetangga dan kenalan yang ingin mengajukan kredit untuk modal usaha.

Dengan berbekal relasi yang selama ini telah terbangun dengan pihak BRI, Kamal juga mencoba membantu dengan memberikan rekomendasi dan informasi penunjang demi mempermudah pengajuan kredit tersebut.

"Kan kita tahu betul, Si A ini orangnya baik, jujur, tertib bayar cicilan. Maka kita rekomendasikan. Ya kalau ada yang agak 'nakal' gitu, suka nunggak, ya tidak kita rekomendasikan, karena kalau ada apa-apa, kan saya juga ikut tanggung jawab," papar Kamal.

Jatuh Bangun

Inisiatif Kamal untuk aktif mengawal para nasabahnya untuk dapat mengakses kredit perbankan tak lepas dari empati yang dibangun dari pengalamannya di masa lalu.

Menurut Kamal, mayoritas penduduk di desanya bekerja sebagai petani dan juga pembuat roti. Namun tak sedikit juga yang menjadi perajin batu bata, dan sebagian lagi merantau untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Dengan pilihan jenis pekerjaan semacam itu, bantuan modal berupa pinjaman perbankan dirasa Kamal bisa sangat membantu baginya dan juga warga Sadengkolot yang lain untuk dapat menata hidup menjadi lebih baik.

"Dulu pekerjaan apa saja Saya coba kerjakan, asal menghasilkan. Bahkan pernah juga ikut tambang emas (ilegal) di (Gunung) Pongkor. Itu sekitar 2010. Hasilnya lumayan, tapi taruhannya nyawa karena kita ilegal," urai Kamal.

Lantaran tak tahan melihat teman-temannya yang jadi korban karena tertimbun di lokasi penambangan ilegal, Kamal pun bertekad untuk mencari usaha yang halal dan dapat berkesinambungan.

Akhirnya, berbekal pengalaman pernah bekerja di peternakan di daerah Sawangan, pada 2014 Kamal mencoba peruntungan dengan beternak ayam, dengan memanfaatkan lahan hasil warisan keluarga, di dekat rumahnya, di Sadengkolot.

Saat itu, Kamal mencoba mengajukan pinjamen kredit usaha ke BRI sebesar RP20 juta. Namun oleh pihak BRI hanya disetujui sebesar Rp5 juta saja. Apa daya, bisnis ternak ayam tersebut harus gulung tikar karena terkendala penjualan, dengan medan yang harus ditempuh saat pengantaran yang cukup menantang.

Meski demikian, Kamal tak patah arang. Usaha ternak bebek sempat juga dicobanya, sampai akhirnya beralih ke bisnis kolam pemandian di puncak gunung, yang ternyata cukup digemari, baik oleh wisatawan maupun penduduk setempat.

"Intinya dengan sudah dipercaya (oleh bank), kita harus jaga itu dengan baik, karena kepercayaan itu mahal harganya. Mau dikasih(kredit)nya berapa pun, kita harus jaga betul. Cicilan tidak boleh nunggak. Itu yang saya tekankan ke nasabah-nasabah saya. Karena kalau semua tertib, misal ada yang mau ajukan (kredit) lagi, lebih enak," pungkas Kamal.

ATM Mini

Dengan sepak terjang dan kiprah sosok-sosok berdedikasi seperti Kamal inilah, BRI sebagai lembaga perbankan dapat lebih maksimal dalam meningkatkan layanan ke masyarakat, terutama di kalangan menengah ke bawah, terutama di wilayah-wilayah terpencil.

Sejauh ini, BRI mencatat total transaksi Agen BRILink secara nasional telah mencapai Rp1.400 triliun, yang dikontribusikan oleh sedikitnya 741 ribu agen aktif, seperti Kamal.

Dari total transaksi tersebut, pihak BRI mengaku mengantongi pemasukan dari fee (biaya layanan) sekitar Rp1,3 triliun. Sedangkan nilai fee yang diterima Agen BRILink dari transaksi yang dilakukan, secara total, tidak kurang dari Rp3 triliun.

"Jadi (fee) yang diterima agen itu, jumlahnya lebih dari dua kali lipat dari yang diterima BRI. Ini lah yang membuat masyarakat tertarik jadi Agen BRILink. Atau biasanya, di sebagian daerah, kadang disebutnya bukan Agen BRILink, tapi ATM Mini," ujar Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam BRI Microfinance Outlook, Kamis (7/3/2024).

Penggunaan istilah ATM Mini, menurut Sunarso, merupakan salah satu strategi dalam mendekatkan Agen BRILink di tengah masyarakat.

Bagi BRI, penyebutan istilah bukan menjadi suatu hal yang penting dan krusial, selagi keberadaan Agen BRILink benar-benar dapat membantu memperlancar transaksi digital di masyarakat.

"Melalui Agen BRILink ini, dan juga tentu lewat berbagai produk yang lain, BRI berharap dapat berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara merata di seluruh wilayah di Indonesia," tegas Sunarso. (TSA)

SHARE