Lima Fakta Beras Impor Bulog Dioplos dan Dijual Mahal
Lima fakta menarik kasus beras impor Bulog yang dioplos dan dijual mahal.
IDXChannel - Sebanyak 350 ton beras milik Perum Bulog dioplos oleh oknum tertentu. Dari perbuatan tersebut, tujuh pelaku telah diringkus Satgas Pangan Polda Banten.
Penangkapan itu merupakan tindak lanjut dari inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Direktur Utama Bulog Budi Waseso dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
Sidak dilakukan di Gudang Beras PT Food Station di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), pada awal Februari 2023.
Sejumlah fakta menarik pun terkuak, usai Satgas Pangan Polri mengamankan ketujuh tersangka. Berikut fakta-fakta yang dirangkum MNC Portal Indonesia, Minggu (12/2/2023):
1. Beras Impor
Sebanyak 350 ton beras yang dioplos merupakan beras impor yang baru didatangkan Bulog dari sejumlah negara. Berasa tersebut lalu didistribusikan ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.
Total impor beras mencapai 500 ribu ton dan didatangkan secara bertahap sejak Desember 2022 hingga saat ini. Komoditas utama ini lalu dikirimkan ke sejumlah titik, salah satunya Pasar Induk Beras Cipinang.
2. Dioplos dengan Merek Lokal
Dari hasil pemeriksaan Satgas Pangan, ada enam merek beras lokal yang dicampurkan dengan beras impor. Padahal, pangan dasar tersebut merupakan jenis beras premium.
"Ada Rojo Lele, padahal berasnya yang di-mix beras impor dari Thailand dan Vietnam. Diganti bajunya, dijual premium," ungkap Budi Waseso (Buwas).
3. Dijual Mahal
Lantaran dioplos menjadi beras premium, para pelaku menjual beras tersebut dengan harga mahal. Buwas mengatakan, harga yang dipatok di pasaran sebesar Rp12.000 per kilogram (kg).
Padahal, para pelaku membeli dengan harga murah yakni Rp8.300 per kg. Buwas menjelaskan, para pelaku membeli beras bulog dengan harga medium. Lalu, mengemas ulang (repackaging) hingga mengoplos menjadi beras premium. Setelahnya, pelaku menjual di harga Rp12.000 per kg.
4. Akan Diselundupkan ke Timur Leste
Selain dijual di daerah-daerah yang mengalami kelangkaan beras, beras 350 ton itu juga rencananya akan diselundupkan ke Timur Leste.
Dari temuan Satgas Pangan, sebagian beras oplosan sudah sampai di Atambua, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
5. Negara dan Masyarakat Dirugikan
Buwas mengklaim, Bulog tidak dirugikan atas adanya praktik pengoplosan beras impor milik perusahaan. Walaupun, praktik kejahatan tersebut dilatari oleh motif memperkaya diri sendiri.
Menurutnya, kerugian justru dialami masyarakat lantaran beras impor diperuntukkan bagi kebutuhan masyarakat. Adapun mendatangkan beras impor merupakan penugasan yang diterima Bulog dari pemerintah.
Tujuannya, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat sekaligus mengintervensi harga beras di pasaran yang masih tercatat mahal.
(FAY)