ECONOMICS

LMAN Ungkap Tantangan Pengelolaan Aset Negara Pasca Pemindahan Ibu Kota ke IKN

Taufan Sukma/IDX Channel 18/10/2023 11:33 WIB

LMAN berinisiatif mengangkat poin tantangan tersebut dalam penyelenggaraan kompetisi pengelolaan aset negara yang bertajuk The Asset Manager 2023.

LMAN Ungkap Tantangan Pengelolaan Aset Negara Pasca Pemindahan Ibu Kota ke IKN (foto: MNC Media)

IDXChannel - Rencana pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, menghadirkan tantangan sendiri bagi Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Salah satunya terkait strategi pengelolaan aset negara yang berada di Jakarta, yang nantinya tidak lagi digunakan oleh Kementerian/Lembaga yang telah berpindah ke IKN.

Karenanya, LMAN berinisiatif mengangkat poin tantangan tersebut dalam penyelenggaraan kompetisi pengelolaan aset negara yang bertajuk The Asset Manager 2023.

Penyelenggaraan event tersebut dinilai sebagai sebuah langkah strategis dalam meningkatkan sinergi pengoptimalisasian aset negara.

"The Asset Manager diharapkan menjadi milestone penting dan berdampak besar bagi implementasi optimalisasi aset negara di seluruh lini, termasuk kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," ujar Direktur Utama LMAN, Basuki Purwadi, dalam keterangan resminya, Rabu (18/10/2023).

Menurut Basuki,The Asset Manager merupakan kegiatan tahunan LMAN yang bertujuan untuk membangun kesadaran dan kompetensi pengguna aset, khususnya Barang Milik Negara (BMN) di lingkungan kementerian/lembaga, Badan Layanan Umum (BLU), pemerintah daerah, dan BUMN.

Berkaitan dengan tantangan pengelolaan aset negara di wilayah Jakarta, menurut Basuki, hal tersebut telah diputuskan bakal menjadi titik berat dan prioritas dalam The Asset Manager pada tahun ini.

Dengan demikian, studi kasus yang harus diselesaikan para peserta terdiri dari berbagai aset negara, baik kelolaan LMAN maupun kelolaan instansi yang menjadi mitra advisory LMAN, yang berada di wilayah Jakarta.

Dengan adanya pemindahan ibu kota, pengelolaan aset negara, terutama di Jakarta, dinilai membutuhkan sumber daya manusia (SDM) dengan ide kreatif dan inovatif, sehingga aset negara yang ditinggalkan tetap dapat menghasilkan nilai tambah.

Dengan demikian, diharapkan aset tersebut tidak justru menjadi beban fiskal bagi keuangan negara untuk ke depannya.

Misi tersebut sejalan dengan keinginan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang dalam sambutannya, menyatakan bahwa Indonesia memiliki banyak sumber daya yang memadai untuk bisa dimanfaatkan sebagai sumber pembangunan.

Untuk itu, Sri menekankan pentingnya upaya meningkatkan kemampuan mengelola aset negara. Salah satunya melalui skema pembiayaan kreatif (creative financing).

"Tidak hanya bekerja keras untuk mendapatkan aset, tapi kita juga harus bekerja keras untuk membuat aset yang sudah kita miliki bisa menimbulkan manfaat ekonomi, nilai tambah, dan meningkatkan revenue untuk memelihara aset menjadi lebih baik," tegas Sri Mulyani. (TSA)

SHARE