Lonjakan Harga Energi dan Biaya Hidup Bisa Picu Kerusuhan di Eropa
Kenaikan harga energi dan biaya hidup yang sangat tinggi berpotensi memicu kerusuhan di Eropa.
IDXChannel - Negara-negara terkaya di Eropa menghadapi peningkatan risiko kerusuhan sipil selama musim dingin, termasuk protes jalanan dan demonstrasi. Kondisi ini disebabkan karena harga-harga energi yang tinggi dan meningkatnya biaya hidup, menurut sebuah perusahaan konsultan risiko.
Melansir Reuters, Jerman dan Norwegia adalah beberapa negara maju yang mengalami gangguan kehidupan sehari-hari karena tindakan buruh, sebuah tren yang sudah terlihat di Inggris, kata Analis Utama Verisk Maplecroft, Torbjorn Soltvedt.
Laporan terbaru Verisk tentang indeks kerusuhan sipil menemukan lebih dari 50% dari hampir 200 negara yang dicakup mengalami peningkatan risiko mobilisasi massa antara kuartal II dan III-2022. Jumlah terbesar negara sejak perusahaan merilis indeks pada 2016.
Daftar negara dengan proyeksi peningkatan risiko terbesar, termasuk Bosnia dan Herzegovina, Swiss dan Belanda, menurut laporan tersebut. "Selama musim dingin, tidak akan mengejutkan jika beberapa negara maju di Eropa mulai melihat bentuk kerusuhan sipil yang lebih serius," kata Soltvedt.
Perang Rusia di Ukraina sejak 24 Februari telah mempercepat kenaikan harga-harga pangan, yang mencapai rekor sepanjang masa pada Februari dan Maret. Harga-harga energi juga naik tajam dengan Eropa menemukan dirinya di pusat kejatuhan. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus".
"Dan kami masih memiliki beberapa dampak dari pandemi Covid yang berperan dalam hal ini, dengan gangguan rantai pasokan yang ada," ujar Kepala Analis Jimena Blanco.
Kekeringan yang menghancurkan dan tingkat air yang rendah terkait dengan perubahan iklim di banyak bagian dunia telah memperburuk harga pangan dan energi yang tinggi.
Dari gerakan damai hingga protes kekerasan, kenaikan harga makanan pokok juga menjelaskan peningkatan ketidakpuasan sosial yang mencakup pasar negara maju dan berkembang, menurut laporan tersebut.
Mauritius, Siprus, dan Ukraina telah mengalami peningkatan terbesar dalam kerusuhan sosial di kuartal III dibandingkan kuartal II dengan Rusia di tempat ke-7 dan Norwegia di tempat ke-13 dari daftar. (FAY)