ECONOMICS

Luhut Mau RI Loncat ke Standar Euro 5, Pengusaha Otomotif Ingatkan Risikonya

M Fadli Ramadan 08/02/2024 11:20 WIB

Pemerintah berencana menaikkan standar emisi di Indonesia dari Euro 4 ke Euro 5, Gaikindo ingatkan risikonya.

Luhut Mau RI Loncat ke Standar Euro 5, Pengusaha Otomotif Ingatkan Risikonya (Foto MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah berencana menaikkan standar emisi di Indonesia dari Euro 4 ke Euro 5. 

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi menyambut baik hal tersebut. Menurutnya, itu bakal memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia.

Kendaraan bermotor memang menjadi salah satu penyumbang polusi udara terbesar di Jakarta. 

Nangoi mengungkapkan, negara-negara tetangga sudah menerapkan aturan emisi Euro 5 sehingga kualitas udara lebih baik.

"Kita sudah menggunakan kendaraan berdasarkan standar Euro 4 yang memang cukup baik, tapi dunia sudah menggunakan standar lebih tinggi,” kata Nangoi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (7/2/2024).

“Kalau Singapura sudah Euro 5, Euro 6, Jepang sudah lebih tinggi, bahkan di India salah satu barometer kita, sudah pakai Euro 5, dan negara bagian pakai Euro 5, Vietnam Euro 5,” sambungnya.

Namun, Nangoi mengaku, masalah yang ada di Indonesia apabila menerapkan aturan emisi Euro 5. Permasalahan yang muncul adalah kesadaran dan penyebaran bahan bakar yang berkualitas, sehingga teknologi yang digunakan lebih tahan lama.

“Perlu kami sampaikan saat ini masih banyak bahan bakar yang tidak memenuhi standard Euro 4. Kadang-kadang ini mempersulit kendaraan itu sendiri, karena apabila digunakan untuk Euro 4 akan menyebabkan masalah kendaraan tersebut,” ungkapnya.

Nangoi mengatakan, industri otomotif saat ini bisa dengan mudah meningkatkan standar emisi kendaraan di Tanah Air. Hanya saja, masalah ketersediaan bahan bakar yang kompatibel dengan standar emisi Euro 5 ini masih belum tersedia.

“Yang kita perlukan adalah kesiapan pemerintah untuk memodifikasi atau transfer bahan bakar non Euro 5 ke Euro 5 serentak saat undang-undang kendaraan tersebut dijalankan,” ujarnya.

“Kami industri otomotif menyambut baik, tapi perlu digarisbawahi, bersih itu mahal. Euro 5 kendaraan akan lebih mahal, bahan bakar lebih mahal, tapi akan jauh lebih bersih,” lanjutnya.

Seperti diketahui, teknologi Euro 5 membutuhkan bahan bakar jenis Solar dengan kandungan sulfur yang tinggi. Ini untuk memaksimalkan kinerja dari teknologi tersebut sehingga emisi yang keluar lebih sedikit.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah terus mendorong penerapan standar emisi Euro 4 dan Euro 5 bagi kendaraan bermotor.

Luhut mengatakan ada dua langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengurangi polusi. Pertama, percepatan konversi dari kendaraan berbasis bahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Kedua, menggunakan emisi Euro 4 dan Euro 5 sebagai standarisasi kendaraan bermotor berbahan bakar minyak. 

"Kita juga akan memutuskan untuk menggunakan EURO 4 dan EURO 5, supaya sulfurnya rendah, itu juga akan kurangi polusi," ujar Luhut melalui akun Instagramnya, ditulis baru-baru ini.

(FAY)

SHARE