Mahalnya Harga Jagung Internasional Jadi Penyebab Tingginya Harga Telur
Pada 2021, kenaikan harga jagung untuk pakan ternak sudah tembus 28,1 % dibandingkan 2020.
IDXChannel - Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menujukkan kenaikan harga telur yang terjadi selama hampir sepekan ini, salah satu pemicunya disebabkan oleh tingginya harga jagung internasional.
"Kebutuhan jagung untuk pakan ternak masih impor karena pasokan domestik belum mencukupi. Sayangnya, impor jagung pakan ternak masih restriktif karena hanya terbuka untuk BUMN dengan API-U," ujar Peneliti CIPS, Azizah Fauzi, melalui keterangan tertulis, Jumat (26/8/2022).
Pada 2021, kenaikan harga jagung untuk pakan ternak sudah tembus 28,1 % dibandingkan 2020.
Berdasarkan data Food Monitor yang dihimpun CIPS dari United States Department of Agriculture (USDA), rata-rata produksi jagung Indonesia pada periode 2015-2020 hanya mencapai 11,5 juta ton.
Sementara tingkat konsumsi tahunannya diperkirakan melebihi 12 juta ton. Selisih antara produksi domestik dan kebutuhan ini dipenuhi dengan impor.
"Ketersediaan dan harga komoditas tidak hanya bergantung pada kuantitas produksi. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi ketersediaan dan harga jagung antara lain produksi jagung yang tidak stabil sepanjang tahun," jelas Azizah.
Secara umum, terang dia, terdapat tiga kali musim tanam jagung di Indonesia, yaitu pada Oktober-Februari, Maret-Juni dan Juli-September.
Hampir setengah produksi jagung nasional dihasilkan pada musim tanam pertama yang bertepatan dengan musim penghujan. Musim tanam kedua dan ketiga masing-masing hanya menyumbang 37% dan 14% produksi.