ECONOMICS

Mahfud MD Akui Data Negara Bocor, Ini Penjelasannya

Carlos Roy Fajarta Barus 12/09/2022 13:25 WIB

Menkopolhukam RI, Mahfud MD mengakui telah terjadi kebocoran data pemerintah yang dilakukan oleh hacker atau peretas.

Mahfud MD Akui Data Negara Bocor, Ini Penjelasannya (Dok.MNC)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Mahfud MD mengakui telah terjadi kebocoran data pemerintah yang dilakukan oleh hacker atau peretas.

Hal tersebut ia sampaikan saat menerima laporan dari Komnas HAM dan Komnas Perempuan terkait kasus tewasnya Brigadir Yoshua (Brigadir J) di Kantor Kemenkopolhukam, Senin (12/9/2022).

"Soal bocornya data hehehe, data negara lah. Saya pastikan bahwa itu memang terjadi, sudah dapat laporannya dari BSSN, kemudian dari analisi deputi kerja saya disini," ujar Mahfud MD.

Meski demikian Mahfud MD menganggap data yang di publish hacker tersebut tidaklah terlalu penting karena bukan menyangkut dokumen penting atau sangat rahasia milik negara.

"Tapi itu bisa juga, sebenarnya bukan data yang sebetulnya rahasia yang bisa diambil dari mana-mana cuma kebetulan sama. Nah sebab itu masih akan didalami," kata Mahfud MD.

Ia menyebutkan data yang diambil hacker tersebut bukanlah sesuatu yang sangat penting sehingga mengancam keamanan dan kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia.

"Jadi belum ada yang membahayakan dari isu-isu yang muncul, itu sudah ada di koran tiap hari, ini jadi presiden itu jadi menteri kan cuma itu-itu saja," kata Mahfud MD.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut juga mengaku telah melihat isi dokumen yang telah di hack para hacker tersebut.

"Nggak ada yang rahasia negara kalau saya baca, sehingga itu bisa saja kebetulan sama dan kebetulan bukan rahasia juga, cuma dokumen biasa tetapi itu memang terjadi," pungkas Mahfud MD.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, sejumlah dokumen rahasia negara yakni Surat Presiden untuk Badan Intelejen Negara (BIN) diduga dibocorkan oleh hacker Bjorka.  

Hacker tersebut juga disebut-sebut mengungkap data pribadi sejumlah pejabat negara dan membobol 1,3 miliar data registrasi SIM Card Prabayar, serta pembobolan data NIK diduga dari KPU RI, dan kebocoran data pelanggan Indihome, PLN, dan institusi lainnya.

(IND) 

SHARE