ECONOMICS

Mandiri (BMRI): IMF hingga OECD Optimistis Ekonomi RI Tetap Tumbuh di 2023-2024

Anggie Ariesta 20/12/2022 14:36 WIB

dua lembaga ekonomi yakni OECD dan IMF optimis ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh di 2023-2024.

Mandiri (BMRI): IMF hingga OECD Optimistis Ekonomi RI Tetap Tumbuh di 2023-2024 (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, dua lembaga ekonomi yakni Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan International Monetary Fund (IMF) optimis ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh di 2023-2024.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengungkapkan, OECD dalam laporan terakhirnya menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Global akan menurun ke 2,2 persen pada tahun 2023 sementara IMF memperkirakan ke 2,7 persen.

"Keduanya sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berada di 3 persenan, jadi ini ada revise down," kata Panji dalam sambutan di acara Mandiri Economic Outlook Kuartal IV 2022, Selasa (20/12/2022).

Perlambatan ekonomi global tersebut, lanjut Panji, tentu saja akan berpengaruh kepada kinerja ekspor, investasi dan bisnis di tanah air.

Dua lembaga tersebut, yaitu OECD dan IMF juga memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melandai ke 4,7 persen dan 5 persen tahun depan dari level di atas 5 persen tahun ini karena dampak dari penurunan kinerja ekspor dan investasi.
 
"Namun menariknya, dua lembaga tersebut yaitu OECD dan IMF memperkirakan bahwa tahun berikutnya ekonomi Global dan Indonesia akan lebih tinggi. Bahkan, in fact, jika kita melihat semua forecast lembaga di dunia, perekonomian dunia memperkirakan tahun 2024 akan kembali meningkat," jelas Panji.

Jika kita melihat cycle yang demikian Bank Mandiri meyakini bahwa dunia bisnis dan Perekonomian Indonesia memiliki peluang untuk tetap tumbuh lebih baik dibandingkan negara berkembang lainnya.

Jika kita flashback pada apa yang terjadi pada tahun 2008-2009 yang lalu saat Krisis Finansial Global, menurut Panji pertumbuhan Amerika Serikat mengalami kontraksi -2,6 persen sementara Euro Area terkontraksi -4,5 persen di 2009. Saat itu Indonesia masih dapat tumbuh di 4,7 persen dan kemudian pulih pada tahun berikutnya.

Tahun depan kondisinya sebenarnya relatif lebih baik dibandingkan resesi Negara maju di Krisis Finansial Global Tersebut. Kedua lembaga, IMF dan OECD memperkirakan Euro Area dan Amerika Serikat, keduanya akan tumbuh di kisaran 0,5 – 1,0 persen sementara China akan tumbuh lebih baik ke kisaran 4,4 – 4,6 persen.

"Dengan kondisi tersebut, kita tentu berharap meskipun mengalami perlambatan, Indonesia masih terus melanjutkan pemulihan walaupun terbatas pada sektor yang berbasis ekonomi domestik," kata Panji.

Walaupun demikian, kata Panji, kita tetap perlu memantau potensi pasar ekspor ke negara-negara yang mengalami inflasi yang tinggi dengan produk-produk kita yang lebih kompetitif. (RRD)

SHARE