ECONOMICS

Manfaatkan Kotoran Sapi, DEM UGM Kembangkan Desa Energi Berbasis Biomassa di Sleman

Priyo Setyawan 28/10/2021 10:06 WIB

Dewan Energi Mahasiswa Universita Gadjah Mada (DEM UGM) mengembangkan desa energi di Kalasan, Sleman.

Kegiatan DEM UGM di desa binaan energi Dusun Cageran, Tamanmartani, Kalasan, Sleman.( Foto: Dok Humas UGM)

IDXChannel - Dewan Energi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (DEM UGM) mengembangkan desa energi di Dusun Cageran,  Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Kegiatan ini sebagai upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan berbasis energi baru terbarukan  biomassa dan energi surya melalui pemanfaatan kotoran sapi.
 
Program ini dijalankan sejak Agustus 2021 dan awal  Oktober 2021 telah melakukan optimalisasi pembangkit biodigester  serta akan dilanjutkan  reinstalasi panel surya. Untuk pemberdayaan ini bekerjasama dengan Departemen Sosiologi UGM, Pusat Studi Energi UGM, dan Andromeda, 

Ketua DEM UGM, Melchior Raka Daksattama mengatakan pemberdayaan desa energi ini sebagai upaya untuk  mewujudkan percontohan desa tangguh energi di Indonesia dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada serta pertanian berkelanjutan. 

Untuk Dusun Cageran, Tamanmartai, Kalasan, Sleman dengan  memanfaatkan teknologi hybrid energi baru terbarukan berbasis biomassa dan energi surya untuk meningkatkan kualitas pakan ternak dan produksi pupuk lokal berkualitas.

“Dusun  Cageran dipilih  karena memiliki banyak potensi dari segi energi, mulai dari peternakan, pertanian, hingga peralatan,” kata Melchior dalam keteramgan tertulismya.. 

Ia menjelaskan  ternak di Dusun Cageran terintegrasi dalam satu kandang bersama yang di dalamnya terdapat 77 ekor sapi. Di kandang bersama ini terdapat instalasi biodigester, alat yang dapat mengubah kotoran sapi menjadi biogas dan bio slurry. Selain itu,  di Cageran juga memiliki potensi lain berupa panel surya dan mikrohidro.

"Dulunya, biogas dimanfaatkan warga untuk memanaskan air sebagai campuran pakan ternak, sementara bio slurry belum dimanfaatkan secara maksimal. Namun pengelolaan biodigester terhenti sejak dua tahun lalu. Sehingga warga berhenti mendapatkan manfaat.  Termasuk untuk alatnya  juga sudah lama terbengkalai dan  butuh banyak perbaikan,” jelasnya. 

Sementara, dari kondisi sosial masyarakatnya juga berpotensi sebab  masyarakatnya sangat suportif, komunikatif, dan kooperatif. Di dusun ini terdapat kelembagaan yang mengurusi kandang bersama, tetapi karena permasalahan manajerial, kelembagaan ini menjadi kurang efektif.

‘Program unggulan yang dikembangkan terbagi dalam tiga fokus yakni sosial masyarakat, teknis dan publikasi. Beberapa program yang dijalankan dari tim sosial masyarakat yakni sosialisasi program, edukasi, menyusun sistem manajerial, dan organisasi dari kelompok kandang bersama.,” paparnya

Melchior menambahkan  rencana keberlanjutan dari program desa binaan ini berupa pembentukan Komunitas Srawung Energi yang bertujuan untuk melanjutkan program yang telah dilakukan di kandang bersama. Hal tersebut diwujudkan dalam pembentukan mekanisme manajerial antar masyarakat yang terlibat dalam komunitas sehingga terdapat adanya pembagian tugas yang jelas. 

“Kami  juga  erencana menjadikan Dusun Cageran sebagai sebuah dusun wisata edupark yang dapat dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya,” tambahnya.

Konsep desa wisata akan digunakan sebagai suatu tempat untuk menunjang sarana pembelajaran energi bagi masyarakat desa sendiri maupun masyarakat luar sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi peningkatan citra Dusun Cageran sebagai sebuah desa energi. (TIA)

SHARE