Manfaatkan Lahan Berkontur, Pemerintah Targetkan Pembangunan 66 Embung di IKN
air hujan yang jatuh tidak langsung masuk ke saluran pembuangan, melainkan bisa tertampung di embung-embung yang telah terbangun.
IDXChannel - Pemerintah melalui Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengonfirmasi program pembangunan sedikitnya 66 embung di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Dari jumlah yang telah direncanakan tersebut, baru 22 embung, atau sepertiga dari target, yang saat ini telah berhasil dibangun.
"Jadi (target) awalnya itu 22 embung. Lalu ketika pertama kali Pak Presiden (Joko Widodo) ke sini (IKN), Beliau minta (jumlahnya) dikali tiga. Jadi memang baru dua minggu ini Presiden minta ke (Kementerian) PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) agar dikali tiga, jadi 66 embung," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Kepala OIKN, Raja Juli Antoni, saat meninjau kondisi salah satu embung, di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Jumat (9/8/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja menyatakan bahwa masing-masing embung tersebut berfungsi sebagai wilayah konservasi air.
Dengan demikian, air hujan yang jatuh tidak langsung masuk ke saluran pembuangan, melainkan bisa tertampung di embung-embung yang telah terbangun.
Menurut Endra, proyek pembangunan embung dibiayai langsung menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dengan rata-rata biaya konstruksi mencapai Rp30 miliar sampai Rp35 miliar untuk satu embung.
"Biayanya (tergantung) luas embung yang dibangun. Dan bukan hanya untuk konstruksi saja, tapi sudah termasuk juga biaya penataan landscape dan repraiant di sekitar kawasan bendungan," ujar Endra.
Endra menjelaskan, secara garis besar lahan IKN memang mayoritas berbentuk kontur, sehingga bila terjadi hujan, air yang datang akan langsung mengalir ke wilayah yang lebih rendah.
"Jadi kalau (airnya) langsung kita lepas, kan sayang, sehingga coba kita pertahankan menjadi landscape kawasan. Selain untuk konservasi air, ini juga untuk menurunkan iklim di sini, ada evaporasi dari air, sehingga bisa mempengaruhi iklim mikro," ujar Endra.
Salah satu embung yang telah rampung dibangun dan ditinjau adalah Embung MBH, yang merupakan singkatan dari nama Menteri PUPR/Plt Kepala OIKN, Muhammad Basuki Hadimuljono.
Dikatakan Endra, pemberian nama MBH tersebut bersifat sementara, sebelum nantinya nama resminya diberikan oleh Presiden Joko Widodo secara langsung.
"Ini namanya embung MBH. Kepanjangannya Muhammad Basuki Hadimuljono. Jadi mumpung Bapak Presiden belum kasih nama, maka namanya MBH. Di sini kita juga taruh angsa. Sudah ada 20 angsa di sini," ujar Endra.
(Taufan Sukma)