ECONOMICS

Mantan Mendag Ini Desak Pemerintah Segera Hentikan Impor Pakaian Bekas

Michelle Natalia 17/03/2023 13:51 WIB

Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel mendesak pemerintah agar segera dihentikan impor pakaian bekas.

Mantan Mendag Ini Desak Pemerintah Segera Hentikan Impor Pakaian Bekas. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Thrifting atau transaksi jual-beli pakaian bekas menjadi marak di masyarakat. Sebab, barang-barang ini biasanya bermerek ternama, namun bisa didapatkan dengan harga lebih murah. Seiring tren, impor pakaian bekas dari negara lain pun terus terjadi.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel mendesak pemerintah agar segera dihentikan impor pakaian bekas.

Impor pakaian bekas, ditegaskannya, dapat menggerus martabat bangsa. Selain menghancurkan industri tekstil lokal, impor pakaian bekas juga mematikan usaha mikro dan ultra mikro.

“Semuanya bisa diproduksi dengan murah di Indonesia tanpa perlu mengimpor, apalagi yang diimpor adalah pakaian bekas. Industri pakaian bukan industri canggih. Impor pakaian bekas harus dihentikan segera," ujar Gobel dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (17/3/2023).

Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) periode 2014-2015 itu menegaskan, jika tidak segera dihentikan lewat regulasi dan law enforcement yang tegas, maka impor pakaian bekas akan terus meningkat. 

Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah diminta tidak boleh membiarkan hal buruk ini terus berlangsung. Terlebih, impor pakaian bekas bertentangan dengan arah kebijakan Presiden Jokowi yang selama ini selalu menekankan pentingnya TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).

Gobel melanjutkan, untuk mendapatkan gambaran yang jelas, DPR akan memanggil menteri terkait. Industri tekstil masih sangat dibutuhkan bangsa Indonesia.

"Akibat pandemi, belum pulihnya rantai pasok, dan kondisi global yang tidak menentu, ekspor tekstil dari Indonesia turun tajam. Banyak industri tekstil yang terpaksa mem-PHK-kan karyawan dan terancam bangkrut," pungkasnya.

(YNA)

SHARE