Mantap! Ekonomi Digital RI Berpotensi Capai Rp1.700 Triliun
Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain and Company, potensi ekonomi digital Indonesia ternyata bisa mencapai Rp1.700 triliun di 2025 mendatang.
IDXChannel - Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain and Company, potensi ekonomi digital Indonesia ternyata bisa mencapai Rp1.700 triliun di 2025 mendatang. Hal ini diungkapkan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro, Rulli Nuryanto.
Untuk itu, Rulli menegaskan, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) terus mendorong pelaku UMKM agar onboarding ke dalam ekosistem digital. Seperti melakukan literasi digital dalam meningkatkan kualitas dan pasar produk usaha,
“Untuk mencapai hal tersebut, KemenKopUKM terus berupaya meningkatkan literasi digital dan dukungan meningkatkan kualitas dan pasar prdouk UKM dan kapasitas SDM UKM melalui berbagai program kami,” ungkap Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro Rulli Nuryanto di Jakarta, Senin (31/1/2022).
Dijelaskan Rulli, saat ini per Desember 2021, sebanyak 17,25 juta pelaku UMKM telah onboarding ke dalam ekosistem digital. Di tahun 2024 ini, kementerian telah menargetkan 30 juta UMKM onboarding kedalam ekosistem digital.
“Sementara untuk koperasi, saat ini telah ada 202 koperasi digital di tahun 2021, dari target 100 koperasi. Ditargetkan tahun 2022 ini bakal ada 200 koperasi digital,” katanya.
Lebih lanjut Rulli Nuryanto menjelaskan, KemenKopUKM di tahun 2021 telah berkolaborasi dengan berbagai pihak, dalam rangka perpcepatan digitalisasi koperasi dan UMKM Indonesia.
“Kami telah bekerja sama dengan Tokopedia, Lazada, Shopee, Blibli, Bukalapak, Gojek, Grab, dan stakeholder lainnya,” tutur Rulli.
Di samping itu, lanjut Rulli, untuk meningkatkan kapasitas usaha pelaku UMKM, KemenKopUKM menggandeng 11 lembaga incubator, baik dari swasta ataupun universitas.
“Beberapa waktu lalu kami telah melakukan roadshow kilinik UMKM dengan Bukalapak, diharapkan dengan adanya roadshow ini dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi teknologi bagi pelaku UMKM,” ujarnya.
Rulli menambahkan, di tahun 2022 KemenKopUKM fokus dalam agenda pemulihan transformatif, di antaranya 70% prioritas program menyasar pelaku UMKM dan koperasi, anak muda, perempuan dan fokus dalam mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan.
“Selanjutnya, akses pembiayaan UMKM dan poperasi pergeser dari pektor perdagangan ke sektor riil. Pembiyaaan LPDB-KUMKM 40% untuk sektor riil. Hal ini juga pembiayaan perbankan dan non perbankan diharapkan dapat lebih terkonsolidasi ke dalam ekosistem sektor riil,” jelas Rulli.
Lebih lanjut, ditargetkan sebesar 30% dari total pelaku usaha, sebesar 20 juta UMKM terhubung ke dalam ekosistem digital.
“Dan terakhir, diharapkan tahun 2022 ini, 70% dari total UMKM sudah mengalami pemulihan usaha,” pungkasnya. (TYO)