Mantap! Usaha Mebel Asal Semarang Ini Ekspor ke UEA Senilai Rp402,37 Juta
Sebuah perusahaan mebel asal Kota Semarang, Jawa Tengah sukses mencatatkan ekspor bernilai besar ke Uni Emirat Arab (UEA).
IDXChannel - Sebuah perusahaan mebel asal Kota Semarang, Jawa Tengah sukses mencatatkan ekspor bernilai besar ke Uni Emirat Arab (UEA). Perusahaan tersebut mengekspor sejumlah produk furnitur buatannya dengan nilai USD28,5 ribu, atau setara dengan Rp402,37 juta.
Hal itu tidak lepas dari langkah Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencetak pelaku usaha berorientasi ekspor, melalui Balai Besar Pelatihan dan Pendidikan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag melalui program pendampingan ekspor “Export Coaching Program” (ECP) 2021
“Meskipun berbagai pembatasan akibat pandemi masih berlangsung, jumlah pelaku ekspor baru kian bertambah. Kami ucapkan selamat kepada CV Mebel Internasional yang berhasil melakukan ekspor ke UEA. Semoga kegiatan ekspor ini menginspirasi pelaku usaha lainnya di seluruh Indonesia untuk terus melakukan kegiatan serupa sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi, dalam keterangan resminya, Kamis (14/10/2021).
Dia menekankan keberhasilan ekspor ini melengkapi prestasi Program ECP di wilayah Jawa Tengah yang berhasil menembus pasar ekspor ke Brasil, Rusia, dan India.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelatihan dan Pendidikan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag Heryono Hadi Prasetyo turut menyampaikan bahwasanya CV Mebel Internasional merupakan peserta ECP untuk wilayah Jawa Tengah yang berhasil mendapatkan permintaan dari UEA dengan memanfaatkan lokapasar internasional yang difasilitasi ECP.
Ia menegaskan, momentum pemulihan ekonomi yang ditandai peningkatan permintaan ekspor ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Terlebih peluang yang ada harus digarap sebaik-baiknya oleh pelaku usaha Indonesia untuk mengekspor produk mereka ke pasar global.
“Kami terus memberikan fasilitasi untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM Indonesia melalui berbagai program dengan berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak,” ungkap Heryono.
Di samping itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah M Arif Sambodo berharap, pelepasan ekspor ini menjadi motivasi khususnya bagi 25 peserta ECP tahun 2021 lainnya yang belum berhasil melakukan ekspor selama mengikuti ECP. Dia bilang, persentase ekspor furnitur ke UEA tercatat sebesar 0,93 persen dari total nilai ekspor furnitur Jawa Tengah pada periode Januari– Juli 2021.
“Hal ini menandakan bahwa potensi ekspor furnitur ke UEA masih terbuka luas. Selain UEA, negara tujuan non-tradisional yang cukup potensial bagi furnitur adalah Spanyol, Kanada, dan Swedia,” terangnya.
Pemilik sekaligus Komisaris CV Mebel Internasional, Christianto Prabawa, menambahkan, kenaikan biaya kontainer dan mahalnya logistik cukup memberi dampak pada daya saing produk ekspornya. Produknya harus menunggu 4—6 minggu untuk bisa dikirimkan.
Kenaikan biaya logistik juga memberikan importir kecenderungan untuk mendatangkan barang dari negara-negara yang lebih dekat. Seperti halnya pembeli Eropa cenderung mendatangkan barang dari Eropa Timur dan pembeli Amerika Serikat mendatangkan barang dari Meksiko yang lebih murah. Belum lagi lonjakan harga barang-barang pendukung yang harus diimpor semakin memberatkan pihaknya.
“Pihaknya sangat terbantu dengan program ECP, khususnya dalam mencari pembeli. Kami ucapkan terima kasih kepada Kementerian Perdagangan atas bimbingan dalam mengolah data, mencari kekuatan, mencari data calon pembeli, dan menawarkan produk sehingga membuahkan pembeli baru,” pungkas Christianto. (TYO)