Marak Kebocoran Data, Banyak Instansi Masih Nomorduakan Keamanan Siber
Melihat perkara kebocoran data belakangan menyasar ke instansi pemerintahan, instansi harus bekerja sama dengan para pakar.
IDXChannel - Perkara kebocoran data menjadi salah satu hal yang mesti jadi perhatian serius.
Menanggapi permasalahan itu, Cyber Security Director BDO Indonesia, Harry Adinanta, mengatakan masih banyak organisasi atau instansi kurang memperhatikan cyber security.
Akhirnya terjadinya kebocoran data publik, sehingga ia meminta semua pihak untuk mengatasi masalah digital tersebut.
"Banyak organisasi yang tidak paham dan akhirnya menomorduakan cyber security. Sekarang sudah saatnya kita berbenah siber," kata Harry Anindta kepada awak media, di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (23/9/2022).
Melihat perkara kebocoran data belakangan menyasar ke instansi pemerintahan, Harry mengimbau semua pihak bekerja sama dengan para pakar.
"Seclab BDO Indonesia hendak membuka pintu lebih luas untuk kolaborasi dan mengimbau pihak-pihak berwenang untuk merangkul dan bekerja sama dengan para pakar dalam mengatasi permasalahan keamanan digital," kata dia.
Lebih lanjut, Keith Douglas Trippie, Senior Cyber Security and Data Privacy Advisor BDO menuturkan serangan-serangan hacker kebanyakan menyasar perbankan.
Apalagi jika mengalami serangan siber global yang diperkirakan menimbulkan kerugian cukup besar. Sehingga pemerintah harus menguatkan di sistem framework siber yang jelas, agar tidak terjadi kebocoran data lagi dikemudian hari.
"Kerugian dari ransomware saja bisa mencapai USD265 miliar di tahun 2031. Sudah saatnya perusahaan di Indonesia memperkokoh ketahanan sibernya di tahun ini, dan mempersenjatai diri dengan framework keamanan siber yang jelas, sehingga tidak menjadi korban berikutnya," kata dia. (NIA)