Marak Pinjol, Eksistensi Koperasi Kian Tenggelam?
Koperasi dinilai akan sulit melakukan transformasi digital. Sebab, masalahnya ada di persaingan usaha yang sudah terlanjur kompleks saat ini.
IDXChannel - Koperasi dinilai akan sulit melakukan transformasi digital. Sebab, masalahnya ada di persaingan usaha yang sudah terlanjur kompleks saat ini.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan, saat ini paling banyak bentuk koperasi di Indonesia masih didominasi oleh sektor keuangan alias koperasi simpan pinjam.
Sedangkan penyedia jasa keuangan di era digital semakin banyak bermunculan. Kondisi ini yang kemudian mengikis eksistensi koperasi.
"Digitalisasi di koperasi ini terutama di finansial memang kalau saya lihat belum terlalu optimal. Banyak faktor, ada sumber daya manusia (SDM) hingga faktor persaingan dengan lembaga keuangan lain. Ada P2P lending misalnya, memang mereka lebih dahulu eksis," ujar Huda dalam Market Review IDXChannel, Rabu (17/7).
Di samping itu, Huda menyinggung soal kapasitas SDM yang perlu ditingkatkan terlebih dahulu sebelum melakukan digitalisasi koperasi. Mengingat cakupan koperasi saat ini masih banyak yang menyasar di daerah pedesaan.
"Ini memang salah satu PR bagi koperasi finansial atau simpan pinjam bisa untuk masuk dalam ekosistem digital di masyarakat," sambungnya.
Tantangan lainnya dalam melakukan digitalisasi koperasi adalah permodalan. Tentu transformasi semacam itu membutuhkan penambahan modal, sebab akan ada perangkat baru yang digunakan ketimbang sistem konvensional.
"Tapi kan memang bisa dibilang mereka lingkupnya terbatas, terus kemudian juga mereka kalau mau ke digital, mereka butuh modal," ujar Huda.
(FAY)