ECONOMICS

Masa Suram Industri Teknologi Diprediksi Berlanjut Tahun Depan

Tangguh Yudha/MPI 26/12/2022 23:56 WIB

Perlambatan ekonomi global pada 2022 telah memukul industri teknologi. Bahkan, masa-masa suram di industri tersebut masih akan berlanjut hingga tahun depan.

Masa Suram Industri Teknologi Diprediksi Berlanjut Tahun Depan. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Perlambatan ekonomi global pada 2022 telah memukul industri teknologi. Bahkan, masa-masa suram di industri tersebut masih akan berlanjut hingga tahun depan.

Analis memperkirakan, ketidakpastian ekonomi dan kekurangan chip akan berlanjut hingga 2023. Yang berarti sektor teknologi masih dapat mengalami kesulitan di bulan-bulan mendatang.

Seperti dilansir dari Metro, Senin (26/12/2022), sektor teknologi sangat terpengaruh perlambatan ekonomi karena mereka banyak mempekerjakan karyawan lantaran pada tahun-tahun sebelumnya mengalami peningkatan pendapatan akibat pandemi.

Memasuki 2022, pandemi mulai mereda dan layanan yang ditawarkan para perusahaan teknologi pun mulai mengalami penurunan permintaan. Kini, banyak orang yang menjalankan sesuatunya secara offline.

Di tengah permintaan yang menurun, banyak perusahaan yang harus menelan pil pahit karena mereka memiliki tenaga kerja yang terlalu besar untuk dipertahankan. Hal ini dirasakan banyak perusahaan teknologi dunia.

Meta, Microsoft, Snapchat, dan Twitter adalah contoh raksasa teknologi dunia yang telah mengumumkan PHK besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir, termasuk 11.000 staf secara global yang dipecat oleh Meta.

Penurunan ekonomi ini semakin diperparah oleh kondisi industri yang terus bergulat dengan masalah rantai pasokan dan kekurangan chip yang disebabkan oleh pembatasan Covid-19 di pusat manufaktur seperti China.

Itu mengakibatkan beberapa perangkat keras teknologi tetap sulit didapat dan menaikkan harga beberapa gadget. Pada 2022, masalah ini dikombinasikan dengan perubahan iklim ekonomi global yang menggila.

Selain itu, meningkatnya biaya hidup membuat banyak perusahaan teknologi berjuang untuk mempertahankan bisnis mereka tumbuh atau stabil, karena pengiklan juga memperlambat pengeluaran akibat keuangan menjadi lebih tipis.

Meta, yang sangat bergantung pada pendapatan iklan, telah mengalami penurunan pendapatan selama beberapa kuartal berturut-turut tahun ini. Sementara perusahaan seperti Amazon, Nintendo, dan Microsoft telah melaporkan penurunan atau kerugian laba di beberapa kuartal sepanjang tahun.

Nintendo mengatakan, penjualan konsol Switch-nya terpukul oleh masalah produksi yang disebabkan oleh kekurangan chip. Masalah yang sama juga menimpa Sony dan PlayStation 5-nya.

(FAY)

SHARE