ECONOMICS

Masih Buntu, AS Belum Sepakat Soal Plafon Utang

Dovana Hasiana/MPI 21/05/2023 09:35 WIB

Gedung putih dan Kongres Amerika Serikat (AS) belum belum sepakat untuk menaikan plafon utang pemerintah senilai USD 31,4 triliun.

Masih Buntu, AS Belum Sepakat Soal Plafon Utang. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Gedung putih dan Kongres Amerika Serikat (AS) belum belum sepakat untuk menaikan plafon utang pemerintah senilai USD 31,4 triliun. Berdasarkan pertemuan terakhir antara pihak Gedung Putih dan negosiator kongres Partai Republik tidak memberikan hasil yang signifikan. 

Bahkan, pembicaraan sengit antara kedua belah pihak sempat terhenti untuk beberapa jam. Hal itu semakin meningkatkan ketidakpastian utang AS menjelang batas akhir pada 1 Juni. Namun, Presiden AS Joe Biden tetap optimis pihaknya dapat menghindari gagal bayar 

"Saya masih percaya kita akan dapat menghindari default dan kita akan menyelesaikan permasalahan ini," ujar Presiden Joe Biden dilansir Reuters (20/5/2023).

Sementara, pihak kongres yang mayoritas berasal dari Partai Republik mengatakan, mereka tidak akan menyetujui peningkatan batas utang pemerintah federal tanpa kesepakatan tentang pemotongan pengeluaran yang tajam.

Pemimpin Partai Republik bahkan mengatakan tidak ada kemajuan yang dicapai. Adapun kedua belah pihak masih tersendat dalam membahas persyaratan untuk menaikan plafon utang. 

Dari sisi Partai Demokrat, Biden kecewa karena Partai Republik tidak akan mempertimbangkan cara untuk meningkatkan pendapatan melalui peningkatan pajak orang kaya dan perusahan. 

Padahal, hal tersebut merupakan strategi Biden untuk bisa tetap membiayai program sosial masyarakat AS.

Sementara, dari sisi Partai Republik McCarthy menolak untuk meningkatkan plafon utang melewati batas USD 31.4 triliun kecuali Biden dan Demokrat setuju untuk memotong pengeluaran dalam anggaran federal. 

"Kami melakukan diskusi yang sangat, sangat terbuka tentang di mana kami berada dan berbicara tentang di mana hal-hal harus dilakukan," ujar Perwakilan Republik, Garret Graves.

Pembicaraan kedua belah pihak juga belum berlanjut karena Biden masih berada di Jepang untuk mengikuti pertemuan G7. 

Partai Republik mendorong pemotongan belanja yang tajam sebagai ganti kenaikan batas pinjaman yang diberlakukan sendiri oleh pemerintah. 

Langkah ini dinilai perlu dilakukan secara teratur untuk menutupi biaya pengeluaran dan pemotongan pajak yang sebelumnya disetujui oleh anggota parlemen. Sebagai informasi, pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy sebelumnya juga tidak menghasilkan kesepakatan untuk menaikan plafon utang. 

Ketidakpastian yang terus berlanjut di sekitar plafon utang mendorong Biden untuk melewatkan pemberhentian di Papua Nugini dan Australia setelah menghadiri pertemuan puncak G7 di Jepang. Selain itu, McCarthy mengatakan pembicaraan akan dipersempit untuk lebih banyak melibatkan Partai Republik dan Gedung Putih.

(SLF)

SHARE